![]() |
Posted on February 2nd 2021 |
Game sering menjadi kambing hitam sebagian orangtua dalam menanggapi tumbuh kembang kecerdasan anak-anaknya. Sebagian orangtua mengatakan jika anak yang hobi bermain game akan menjadi bodoh.
Namun tentu saja tidak semua orang berpandangan demikian. Walau berpotensi menimbulkan kecanduan, ada banyak manfaat kognitif yang dapat diperoleh seorang anak dari bermain game-game tertentu. Bahkan ada juga orang yang menganggap jika bermain game dapat membuat anak menjadi cerdas.
Salah satu orang tersebut adalah Doug Dinsdale, seorang penerjemah yang bekerja di Nintendo. Dinsdale memiliki nama asli Nob Ogaswara, dan dia diduga menjadi inspirasi untuk salah satu karakter NPC bernama Blackbelt Nob yang ada di game Pokemon generasi ketiga. Dinsdale juga diketahui pernah bekerja menerjemahkan bahasa pada game Pokemon, Dragon Quest, Yakuza dan masih banyak lagi.
Senin (1/2) lalu, Dinsdale mengungkapkan keresahannya soal orangtua yang kerap menganggap jika anak-anak mereka tidak cerdas, meski anak tersebut memiliki kemampuan yang handal dalam game yang mereka suka mainkan.
Dinsdale mengaitkan pendapatnya dengan beberapa pengalaman pribadinya selama menjadi translator. Salah satunya adalah ketika dia mendapat pesan dari orang-orang yang sengaja belajar Bahasa Inggris hanya agar mereka bisa memainkan game Pokemon.
Menurut Dinsdale, dia sendiri terkejut melihat anak-anak yang tidak tertarik membaca buku justru dapat mengingat data di dalam game Pokemon berulang-ulang, bahkan hingga dapat membuat tim Pokemon yang kuat.
"Mereka bukan anak-anak bodoh. Mereka hanya kurang terinspirasi, merasa tidak tertantang dan tidak termotivasi oleh sistem pendidikan kita. Kita perlu berbuat lebih baik lagi," tweet Dinsdale.
Dinsdale juga menilai jika game seperti Ring Fit Adventure dapat memberikan imbalan bagi para pemainnya yang melakukan exercise, maka tidak ada alasan bagi lembaga pendidikan untuk tidak menggunakan sistem game dalam menyelenggarakan proses belajar-mengajar.
"Mengapa tidak menggunakan breeding rates Pokemon untuk mengajarkan soal genetika?" tanya Dinsdale. Breeding rate adalah rasio yang digunakan dalam game Pokemon, dimana pemain mengawinkan dua jenis Pokemon yang berbeda untuk menghasilkan telur Pokemon. Selain itu menurutnya, Pokemon juga mengajari para pemainnya tentang persentase dan persamaan polinomial.
Meski terdengar subyektif karena datang langsung dari pekerja Nintendo, ucapan Dinsdale ada benarnya. Pikiran anak-anak sangat mudah dibentuk dan gampang menyerap informasi, sehingga dapat menyimpan berbagai informasi yang penting tentang segala hal yang mereka anggap penting.
Jika dimanfaatkan dengan cara yang tepat, para guru mungkin dapat memanfaatkan game untuk mengajari murid mereka satu subyek secara maksimal, mengingat setiap murid memiliki karakter unik dan membutuhkan teknik pendidikan yang berbeda-beda.
Bagaimana denganmu? Apakah kamu setuju jika bermain game dapat membantu anak-anak untuk menjadi cerdas? (*)