![]() |
Posted on January 26th 2021 |
Senin (25/1), Twitter resmi meluncurkan fitur baru mereka untuk memberantas misinformasi yang dinamai birdwatch.
Birdwatch bekerja seperti penyensoran konten tweet, hanya saja program ini bersifat pilot alias digerakkan secara swadaya oleh pengguna. Twitter menyebutnya sebagai program community driven, dan mereka akan mengumpulkan pengguna sebagai sukarelawan dalam menindak twit yang diduga mengandung informasi menyimpang.
Para sukarelawan ini dapat menambahkan catatan ekstra di setiap tweet yang mereka pindai. Tentu saja catatan tersebut tidak akan dapat dilihat oleh semua pengguna dan tidak akan mempengaruhi bagaimana bentuk tampilan twit. Catatan tersebut akan tampak pada situs yang berbeda. Meski demikian, Twitter berencana membuat catatan tersebut dapat dilihat oleh semua pengguna.
Untuk saat ini, fitur birdwatch hanya bisa diakses oleh sekelompok kecil orang di Amerika Serikat yang memenuhi kualifikasi. Para sukarelawan ini diharuskan memiliki nomor telepon dan alamat email yang valid serta tidak tercatat pernah melanggar kebijakan Twitter dalam waktu dekat.
"Kami yakin cara ini dapat menahan laju persebaran informasi menyimpang secara cepat," tukas Keith Coleman, wakil presiden Twitter untuk bidang produk.
Langkah peluncuran birdwatch ini diambil karena platform media sosial mereka kerap mendapat tekanan gara-gara banyak pengguna internet yang menyebarkan informasi palsu via Twitter. Puncaknya adalah aksi kerusuhan di Gedung Putih AS pada 6 Januari lalu oleh para ekstremis pendukung Donald Trump. Para pendukung Trump tersebut sebelumnya menggalang tenaga bagi kelompok mereka melalui Twitter.
Aksi tersebut berujung dengan diblokirnya akun Donald Trump oleh pihak Twitter. (*)