![]() |
Posted on January 14th 2021 |
Vaksin Covid-19 yang berasal dari Tiongkok dan dikembangkan oleh Sinovac Biotech diketahui hanya memiliki efikasi 50,38 persen dalam uji coba tahap akhir di Brasil. Dilansir dari CNN pada Kamis (14/1), Hasil ini lebih rendah dari klaim awal pengujian yang memiliki efikasi 78 persen. Data ini memicu kekhawatiran tentang kurangnya transparansi terkait proses pengujian vaksin milik negeri Tirai Bambu itu.
Pengujian di Brasil mengatakan efikasi mencapai 78 persen karena hanya memperhitungkan kasus Covid-19 ringan dan 100 persen untuk kasus sedang dan parah. Sementara, ketika infeksi sangat ringan menyerang manusia dan OTG ikut diperhitungan, efikasinya jatuh menjadi 50,38 persen.
Institut Butantan dan Pemerintah Sao Paulo melaporkan bahwa vaksin virus corona mencapai efikasi keseluruhan 50,38 persen dalam studi klinis yang dilakukan di Brasil. Badan kesehatan setempat telah mendanai beberapa fase uji coba vaksin yang melibatkan 13 ribu petugas kesehatan di delapan negara bagian Brasil.
Sementara, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia mengatakan dari uji coba tahap III yang dilakukan oleh Bio Farma menunjukan bahwa vaksin itu memiliki efikasi 65,3 persen dan telah memberikan persetujuan penggunaan darurat pertama di Indonesia Senin, (11/1). Pengujian vaksin ini melibatkan 1620 relawan yang berusia 18-59 tahun.
Para relawan telah melakukan penyuntikan kedua pada bulan November 2020 lalu. Selanjutnya, mereka secara rutin dan bertahap melakukan sampel pengambilan darah. Selain itu, Bio Farma mengklaim tidak ada laporan mengenai dampak lanjutan atau yang biasa disebut KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang serius atau tidak diinginkan.
Perbedaan efikasi antar pengujian bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai risiko infeksi tempat pengujian klinis, karakteristik subyek yang diuji, serta adanya pola kesehatan masyarakat. Tingkat efikasi pengujian di Brasil menggunakan kelompok berisiko tinggi yaitu tenaga kesehatan sedangkan, kelompok uji di Indonesia menggunakan populasi masyarakat umum yang berisiko rendah.
Meskipun demikian, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir, sebab regulator efikasi minimal yang ditetapkan oleh WHO terkait penggunaan vaksin darurat sebesar 50 persen.
Seorang pejabat senior kesehatan global Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di AS, Yanzhong Huang, menyatakan vaksin Sinovac tetap dapat digunakan untuk membantu mengurangi tekanan pada sistem perawatan kesehatan hingga mengurangi potensi kematian.
Sinovac telah sepakat memasok 46 juta dosis vaksin Covid-19 ke Brasil, 50 juta dosis ke Turki, 7,5 juta dosis ke Hong Kong dan 3 juta untuk Indonesia. (*)