![]() |
Posted on January 13th 2021 |
Vaksinasi CoronaVac buatan Sinovac mulai dilakukan hari ini. Sesuai dengan janji, Presiden Joko Widodo pun menjadi orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin pada Rabu (13/1). Lalu seperti apa kehidupan yang akan kita jalani setelah mendapatkan vaksin?
Mungkin sebagian dari kita berpikir begitu mendapatkan suntikan vaksin, maka dunia akan kembali normal. Kita bisa bebas bertemu dan berkumpul dengan teman atau keluarga tanpa perlu jaga jarak dan masker.
Tetapi pada kenyataannya, kerja vaksin tidak seperti itu. Dilansir dari Vox, para ahli memperingatkan agar kita berpikir secara bertahap. Tidak semua hal akan berubah dalam sekejap setelah jarum suntik masuk ke lengan.
“Secara realistis, ini tidak akan menjadi tombol on/off pada kehidupan normal,” ujar Eleanor Murray, epidemiologis Universitas Boston. Cara terbaik untuk melihat seperti apa kehidupan di 2021 adalah memikirkannya dengan tiga tahap.
Tahap pertama adalah apa yang basa dilakukan dengan aman setelah kita dan kelauarga atau teman dekat divaksinasi. Tahap kedua adalah apa yang bisa dilakukan setelah provinsi tempat tinggal mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
Tahap ketiga adalah apa yang dapat dilakukan setelah kekebalan kawanan tercapai secara internasional. Tetapi harus diingat bahwa kemungkinan besar ini tidak akan dicapai pada akhir 2021. Jawaban itu tergantung dari perlindungan apa saja yang bisa diberikan vaksin terhadap Covid-19.
“Orang dapat membayangkan skenario dimana dia mendapat vaksin dan mengembangkan respon imun pelindung. Kalian tidak akan sakit, tidak akan mati, tetapi virus masih bisa berkembang di hidung kalian dan menular ke orang lain,” ujar Barry Bloom, seorang profesor imunologi dan penyakit menular di Harvard.
Bloom dan para ahli lain optimis jika vaksin bisa mengurangi infeksi dan penularan, tetapi tidak seorangpun tahu seberapa banyak. Masih menunggu lebih banyak data tentang penularan.
Sementara menunggu hasil itu, bahkan orang yang sudah divaksinpun harus berasumsi jika mereka masih bisa terinfeksi dan menularkan virus. Artinya, memakai masker dan menjaga jarak masih harus dilakukan terutama ketika berada di sekitar orang yang belum divaksinasi.
Lalu bagaimana kalau inner circle alias orang terdekat kita sudah divaksin dosis pertama? Akan lebih aman, tetapi tidak berarti kalian bisa langsung bebas seperti dulu. Sekali lagi, kerja vaksin itu tidak instan.
“Kalian harus menunggu minimal dua minggu setelah suntikan pertama untuk melihat apakah ada perlindungan, tetapi sebenarnya, kalian harus menunggu setidaknya setelah suntikan kedua,” jelas Angela Rasmussen, ahli virologi yang berafiliasi dengan Universitas Georgetown.
Jangan lupakan fakta jika vaksin mungkin tidak memberikan perlindungan yang sama untuk semua orang. Beberapa orang mungkin memiliki masalah kesehatan yang membuat tubuh tidak mengembangkan cukup imun sebagai respon.
Berdasar hal tersebut, Rasmussen mengatakan jika inner circle kalian sudah mendapat vaksin lengkap dua dosis dan seminggu berlalu sejak suntikan kedua, kemungkinan bisa nongkrong bareng di ruang tertutup dengan lebih aman, asal tidak di berinteraksi dengan orang lain atau nongkrong di bar.
Murray juga sependapat asal inner circle kalian tidak memiliki penyakit yang mendasari dan tidak tinggal dengan orang rentan yang tidak divaksin. Tetapi jika pergi berbelanja ke toko, atau tempat umum disarankan untuk tetap memakai masker.
Sebab, saat di tempat umum seperti toko swalayan, kita tidak bisa memastikan apakah orang yang ada disekitar sudah divaksin atau belum. Jadi ada kemungkinan kita terpapar atau bahkan menulari mereka.
Kemudian jika sudah masuk tahap kedua, saat herd immunity di kota atau provinsi sudah terbentuk, kehidupan mungkin akan berangsur normal. Tetapi tampaknya, masker masih akan menjadi aksesoris yang harus digunakan.
Mengingat banyak perjalanan antar kota dan provinsi, masker tidak bisa dihapuskan sampai seluruh negara mencapai herd immunity.
Meski begitu, tahap kedua ini masih menjadi waktu yang tidak tepat untuk melakukan perjalanan internasional ke negara-negara yang belum mencapai herd immunity atau yang memiliki infrastruktur perawatan kesehatan sedikit.
Tetapi untuk perjalanan domestik, misalnya menemui anggota keluarga yang divaksinasi di kota berbeda, bisa dilakukan dengan lebih aman jika negara kita sudah mencapai ambang imunitas.
Lalu ketika seluruh dunia sudah mencapai herd immunity, kehidupan kita akan kembali menjadi normal. Tetapi untuk sampai pada tahap itu, ada banyak hal yang menentukan. Bahkan kemungkinan pada 2022 hal ini masih belum bisa tercapai.
Pasalnya, kemampuan setiap negara untuk mendapatkan akses terhadap vaksin tidak sama. Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada memang mendapatkan akses yang sangat baik terhadap vaksin. Tetapi beberapa negara mungkin mengalami kesulitan.
Keberadaan fasilitas seperti Covax akan sangat berperan dalam distribusi vaksin ini. Kolaborasi global di bawah koordinasi yang dipimpin WHO ini bertujuan untuk mengirimkan 2 miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini ke negara-negara yang berpartisipasi, terlepas dari kemampuan mereka untuk membayar.
Dan selain akses terhadap vaksin, ada faktor penting lain yang menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap negara untuk mencapai herd immunity.
Semua akan bergantung dari hasil penelitian yang dilakukan para ahli dalam beberapa bulan ke depan. Jika memang vaksin bisa mencegah infeksi dan penularan hampir sama seperti mereka mencegah penyakit bergejala, beberapa negara mungkin akan membuka sektor wisata untuk asing asal menunjukkan bukti vaksinasi demi mendorong sektor pariwisata dan ekonomi lebih luas.
“Tetapi jika hasilnya tidak demikian, maka bukanlah hal yang baik untuk berkunjung ke tempat di mana mereka tidak mampu membeli vaksin dan masih menyebarkan penyakit,” kata Murray.
Tetapi untuk sekarang, selalu pastikan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan demi menghentikan penyebaran virus, seperti memakai masker dan menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun.
Yah, kita semua tentu sudah muak dan benci dengan Covid-19. Tetapi semakin kita menerapkan protokol kesehatan dengan baik selama beberapa bulan ke depan, semakin cepat kita meninggalkan mereka selamanya. (*)