Current Issues

76 Persen Pasien Covid-19 Masih Mengidap Gejala Covid 6 Bulan Setelah Sembuh

Ahmad Redho Nugraha

Posted on January 9th 2021

Meski dapat menular dengan cepat, SARS-CoV-2 memiliki killing rate yang relatif rendah, sehingga lebih banyak pengidapnya di seluruh dunia yang berhasil sembuh. Saat ini terdapat setidaknya 10 juta orang di seluruh dunia yang berhasil sembuh dari Covid-19.

Meski demikian, penelitian terbaru menemukan jika pasien Covid-19 yang sembuh setelah dirawat di rumah sakit ternyata masih memiliki setidaknya salah satu gejala Covid-19. Penelitian tersebut dirilis pada Jurnal The Lancet, dengan kesimpulan bahwa sebanyak 76 persen pasien Covid-19 yang dirawat di Wuhan, Tiongkok masih memiliki gejala Covid-19 hingga enam bulan setelah dinyatakan sembuh.

Penelitian tersebut melibatkan 1.733 pasien Covid-19 dewasa yang dideteksi antara bulan Januari dan Mei 2020 lalu. Pasien-pasien itu  kemudian diteliti pada Juni hingga September melalui tes laboratorium, pengujian fisik, pengujian fungsi paru-paru, dan wawancara.

Sebanyak 63 persen dari total pasien mengeluhkan lemas dan lemah otot enam bulan setelah sembuh. Lalu, ada 26 persen pasien mengatakan jika mereka menjadi sulit tidur. Dan 23 persen dari total pasien mengalami anxiety dan depresi sejak dinyatakan sakit.

Para peneliti mengatakan jika penelitian kali ini adalah penelitian terlama yang mengamati gejala Covid-19 pada mantan pasien dalam jangka panjang. Ini sekaligus menjadi penelitian dengan durasi terpanjang yang pernah dilakukan hingga sejauh ini.

Sebanyak 390 orang pasien yang diamati dalam penelitian ini mengikuti pengujian fungsi paru-paru. Mereka adalah pasien yang sebelumnya menerima treatment dengan oksigen suplemental maupun penggunaan ventilator.

Hasil pengujian menunjukan jika mereka memiliki potensi gangguan fungsi paru-paru yang lebih tinggi, serta mengidap kesulitan dalam berjalan dibandingkan penderita dengan gejala yang lebih ringan.

Di sisi lain, 822 orang sampel dalam penelitian ini memiliki fungsi ginjal yang normal saat mereka berada di rumah sakit. Namun 31 persen di antara mereka memiliki gangguan fungsi ginjal enam bulan setelah sembuh.

Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir untuk semua orang. Sebab sampel yang diteliti hanyalah pasien yang pernah dirawat di rumah sakit, dan mengidap gejala jangka panjang.

Dr. Steven deeks, profesor kesehatan di Universitas California san Francisco mengatakan jika kelompok ini adalah mereka yang terlupakan dalam penangan Covid-19 selama ini.

"Selama ini semua orang terlalu berfokus pada penanganan penyakit akut, dan itu sebenarnya bisa dimengerti. Namun sekarang kita semua paham jika terdapat komplikasi jangka panjang (dari Covid-19) dan terdapat potensi kecacatan," demikian Deeks berkata via Business Insider.

Para dokter saat ini belum memiliki pemahaman yang lengkap untuk menghadapi gejala Covid-19 dalam jangka panjang ini. Namun beberapa peneliti menyebut gejala ini sebagai long-Covid, sementara sebagian besar pasien menyebut diri mereka long-hauler, alias penderita jangka panjang. Meski demikian, Deeks lebih suka menyebutnya "gejala pasca Covid akut."

Jumlah penderita gejala ini sekarang masih belum diketahui. Peneliti Inggris pada agustus lalu memperkirakan jika satu di antara 10 pasien Covid-19 setidaknya menderita gejala ini.

Penelitian lain dari King's College London yang masih melewati proses peer review juga menemukan jika sebanyak 100 dari 4.000 pasien virus korona tidak lekas sembuh, setelah 12 pekan berlalu pasca mereka dinyatakan mengidap Covid-19.

Peneliti King's College juga mengatakan jika hampir 98 persen pasien yang masih sakit setelah empat pekan menderita Covid-19 umumnya menderita kelelahan berkepanjangan. Terutama setelah beraktivitas fisik.

Gejala akut pasca Covid-19 ternyata memiliki kemiripan dengan gejala jangka panjang yang dialami penderita SARS. Hal tersebut tentu tidak mengherankan, mengingat virus penyebab SARS dan Covid-19 memiliki kesamaan genetika hingga 80 persen.

Penelitian yang mengamati pasien SARS Hong Kong menemukan jika 27 persen dari jumlah total pasien yang sembuh memenuhi kriteria kelelahan kronis empat tahun, setelah mereka dinyatakan sakit. Di sisi lain, 109 penyintas SARS di Toronto, Kanada tidak kembali bekerja dikarenakan perasaan letih dan lemas satu tahun setelah mereka keluar dari ICU.

Deeks mengatakan jika kondisi mental memainkan peran penting dalam memicu gejala akut pasca Covid-19. Menurutnya penelitian yang ideal untuk mengamati fenomena ini haruslah melibatkan pasien dalam jumlah besar yang diamati dari waktu ke waktu.

Peneliti dapat menemukan fakta baru dengan mengamati rang-orang yang menderita Covid-19 di antara semua sampelnya. "Itu dapat memakan waktu bertahun-tahun. Dan dalam kondisi (pandemi) Covid-19, bisa berpuluh-puluh tahun," tukas Deeks.(*)

Artikel Terkait
Current Issues
Menilik 5 Wabah Terparah Sepanjang Sejarah dan Bagaimana Mereka Diakhiri

Current Issues
Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir? ini Penjelasan Para Ahli

Current Issues
Pakar: Masyarakat Perlu Vaksinasi Ketiga dan Vaksinasi Tahunan untuk Covid-19