![]() |
Posted on December 18th 2020 |
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam KTT ASEAN-Tiongkok Ke 17 di Pusat Konvensi Internasional Myanmar pada 13 November 2014 (Ye Aung Thu/AFP/Getty Images)
Saat negara-negara di dunia berlomba-lomba mendapatkan vaksin, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Kamis, (18/12) mengatakan bahwa negaranya justru tidak ingin menjadi 'kelinci percobaan' dan menolak menerima vaksin Covid-19 secara gratis yang belum disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Jika vaksin tidak disetujui untuk digunakan dan kami menggunakannya untuk menyuntik orang, itu dapat menyebabkan kematian atau sangat mempengaruhi kesehatan, itu akan sangat disayangkan," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional seperti yang dikutip The Strait Times.
Beberapa negara telah memproduksi dan meluncurkan vaksin Covid-19, tetapi sampai saat ini belum ada yang disetujui oleh WHO, meskipun vaksin tersebut berasal dari Rusia, Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, atau Jerman.
"Saya tidak akan mengizinkan warga Kamboja digunakan untuk uji coba vaksin yang dilakukan oleh negara atau perusahaan mana pun kecuali disetujui oleh WHO," tambahnya dalam pidato tersebut.
Beberapa surat kabar internasional menyatakan penolakan ini bertentangan dengan keinginan awal Tiongkok yang berjanji mendukung upaya pemberian vaksin di Kamboja sekaligus terdekatnya di kawasan semenanjung Indochina.
Pada Agustus lalu, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengatakan kepada negara-negara kawasan sungai Mekong bahwa mereka akan diberikan prioritas penerimaan pertama setelah vaksin yang dikembangkan Tiongkok telah siap disalurkan.
Hun Sen justru memesan vaksin melalui fasilitas COVAX yang didukung oleh PBB. Fasilitas tersebut memberikan subsidi vaksin kepada 92 negara berpenghasilan rendah. Program mulia itu dijalankan oleh Gavi, Vaccine Alliance yang memberikan dukungan bagi negara-negara miskin untuk memperoleh vaksin berjumlah 20 persen dari total penduduk mereka.
Dalam pidatonya yang berlangsung selama hampir empat jam, Hun Sen juga mengumumkan bahwa pemerintah telah menerima pinjaman dari Asian Development Bank, lJapan International Cooperation Agency, dan South Korea's Economic Development Cooperation dalam upayanya memerangi Covid-19. Total pinjaman tersebut sebesar USD 538 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun.
Dirinya juga menyampaikan Kamboja akan membangun gudang khusus untuk menyimpan vaksin Covid-19. “Akan dibangun gudang untuk menyimpan vaksin dari 0 hingga -80 derajat Celcius,” ujarnya.
Dari vaksin yang diluncurkan sejauh ini, hanya Pfizer lah yang dapat disimpan pada suhu -80 derajat. Sedangkan, Sinovac dari Tiongkok hanya dapat disimpan pada suhu lemari es normal antara dua hingga delapan derajat. (*)