![]() |
Posted on November 25th 2020 |
Melakukan perjalanan tidak penting bukan menjadi hal yang dianjurkan para ahli kesehatan ditengah kasus Covid-19 yang terus melonjak. Orang-orang diharapkan untuk tetap di rumah dan hanya keluar untuk urusan penting agar penularan Covid-19 bisa ditekan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pun memperingatkan jika melakukan perjalanan dapat meningkatkan peluang seseorang terpapar maupun menyebarkan Covid-19.
Tetapi jika memang harus bepergian dan menggunakan pesawat, tempat duduk bisa menentukan seberapa besar risiko kita terpapar loh. Apalagi menurut laporan Insider, empat orang ahli sepakat jika risiko tertular di dalam pesawat lebih rendah, terutama jika melaksanakan protokol dengan baik.
Menurut Charles Gerba, profesor virologi di Universitas Arizona yang juga mempelajari kuman di pesawat, berdasarkan wabah norovirus, orang yang duduk di kursi di dekat lorong cenderung lebih mungkin sakit karena orang-orang menyentuh permukaan dan berjalan melewati kalian.
“Jadi berdasarkan wabah norovirus, kursi dekat jendela adalah yang terbaik,” ujar Charles. Hal ini pun diamini oleh Howard Weiss seorang biomathematician dan profesor di School of Mathematics di Georgia Tech dan profesor biologi dan kesehatan masyarakat di Emory University.
“Apa yang kami temukan dalam keadaan normal –sekali lagi, kita berbicara tentang penularan langsung dari droplet penyakit menular yang ditularkan – jika kalian duduk dekat jendela, kalian berada lebih dari satu meter dari lorong,” ujarnya.
Menurut profesor yang juga penulis dalam penelitian berjudul “Perilaku, Pergerakan, dan Penularan Penyakit Pernapasan Melalui Droplet Selama Penerbangan Maskapai Lintas benua” ini, posisi ini akan membuat kalian lebih sedikit melakukan kontak dekat dengan orang lain, sederhana tetapi bermanfaat.
Sementara Paloma Beamer, profesor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Arizona dan presiden dari International Society of Exposure Science, menyebut jika memiliki dinding di dekat kalian dapat menurunkan jumlah paparan orang dalam jarak 1,8 meter hingga separuh.
Barmer mengatakan bahwa meskipun ini tergantung pada maskapai penerbangan , dia menemukan jika pelancong yang duduk di kursi tengah pesawat standar dapat memiliki hingga 20 penumpang lain dalam jarak 1,8 meter dari tempat duduk saat penerbangan penuh. Tetapi 1,8 meter hanyalah sebuah saran.
“Berada 1,9 meter tidak berarti kalian aman, begitu juga 1,7 meter tidak membuat kalian jadi tidak aman – ini hanya semacam jangkauan. Beberapa orang akan melepaskan lebih banyak virus saat mereka sait daripada orang lain,” ujarnya.
Pada dasarnya, kemungkinan kalian terinfeksi tergantung pada seberapa dekat atau jauh dari orang terinfesi. Jadi, meskipun duduk dekat jendela bisa menjauhkan dari orang-orang, kalian masih bisa sakit jika berada di dekat orang yang terinfeksi.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa jika ini penularan langsung, berbagai penyakit menular yang dimediasi oleh droplet besar jatuh pada jarak satu atau dua meter, maka kecuali kalian duduk didekat orang terinfeksi (...) kalian memilii lebih sedikit kemungkinan terinfeksi,” ujar Weiss.
Tetapi tentu saja meskipun pesawat disebut memiliki risiko rendah penularan, pelancong tetap harus berhati-hati terutama saat perjalanan menuju bandara maupun saat berada di bandara, dimana sistem ventilasinya tidak seefektif pesawat.
Protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin tetap harus diterapkan kapanpun dan dimanapun. Tetap sehat, tetap aman yah guys! (*)