![]() |
Posted on November 8th 2020 |
Guys, masihkah kalian rajin menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun? Sebagian dari kita mungkin mulai bosan dan memilih untuk meninggalkan satu atau bahkan ketiga langkah pencegahan di atas.
Tapi kalau kalian mendengar hasil penelitian terbaru dari para ilmuwan, mungkin mengabaikan protokol bukanlah pilihan yang tepat. Dilansir dari Eat This, Not That!, penelitian di Singapura mengungkap jika batuk dapat menyebarkan Covid-19 lebih dari 1,8 meter, jarak aman yang direkomendasikan.
Para peneliti tersebut mempelajari bagaimana droplet yang dihasilkan oleh batuk dapat menyebar pada seseorang yang berdiri pada jarak 1 meter dan 2 meter. Hasilnya, orang yang berdiri pada jarak 1 meter di depan simulasi batuk ditutupi sekitar 65 persen dari semua droplet yang diproduksi.
Droplet ini berukuran besar dan berat yang cenderung jatuh ke tanah dan mengandung jumlah virus yang luar biasa. Sementara pada jarak 2 m, lebih sedikit droplet yang mencapai orang lain dengan ukuran lebih kecil.
Meski begitu, droplet tersebut masih mengandung cukup virus untuk bisa menular. “Paparan virus dapat meningkat secara signifikan melalui batuk terus menerus atau viral load yang lebih tinggi,” catat mereka.
Droplet yang kecil ini mungkin tidak mudah terhirup melalui mulut atau hidung, tetapi itu bisa menempel di pakaian atau tangan. Hal tersebut akan menciptakan vektor potensial untuk penularan.
“Penumpukan droplet di kulit dan baju mungkin tidak secara langsung menyebabkan infeksi. Namun metode penularan sekunder, termasuk menyentuh wajah, mulut, atau hidung, harus dihindari. Tndakan kebersihan seperti mencucu tangan dan permukaan terbuka sangat direkomendasikan,” jelas para peneliti.
Ini bukanlah penelitian pertama yang menyarankan jika menjaga jarak saja tidak cukup. Para peneliti menduga bahwa virus corona bisa menular melalui aerosol, tetesan lebih kecil yang bisa bergerak lebih jauh dan mengambang di udara, dan tengah mencoba untuk mencari tahu seberapa besar potensinya.
Pada Agustus, laporan dari MIT dan Universitas Oxford mengungkap jika aturan jaga jarak 1,8 meter berdasarkan pada sains berusia 80 tahun tentang seberapa jauh droplet bergerak sebelum jatuh ke tanah.
Mereka pun merekomendasikan faktor lain, termasuk ventilasi, ukuran keramaian, durasi paparan, dan apakah masker digunakan, juga harus dipertimbangkan saat menetapkan pedoman social distancing yang aman.
Para ahli juga tengah berupaya memahami bagaimana aliran udara dapat menyebarkan virus di dalma ruangan dan bagaimana ukuran partikel, viral load, dan aktivitas tertentu (seperti menyanyi dan berbicara vs batuk dan bersin) dapat berkontribusi untuk hal tersebut.
Lalu bagaimana cara kita menghindari tertular Covid-19? Karena vaksin masih belum tersedia untuk semua orang dna masih dalam pengembangan, hal yang bisa dilakukan adalah melakukan langkah pencegahan.
Selalu gunakan masker saat bertemu orang lain di luar bubble, jaga jarak minimal 2 meter, dan rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Selain itu, hindari kerumunan, pertemuan di dalam ruangan dengan ventilasi buruk, dan perhatikan durasi saat berkumpul dengan orang lain.
Yuk mulai sekarang kita semakin patuh pada protokol kesehatan. Makin banyak dari kita yang menerapkan 3M, makin sedikit orang yang akan tertular Covid-19. (*)