|
Posted on November 7th 2020 |
Perusahaan startup yang bergerak di pembuatan daging sintetik kini mendapatkan panggung sendiri di pasar daging olahan dunia. Hal tersebut mengindikasikan jika minat pasar global terhadap daging sintetik terus tumbuh.
Kini perusahaan makanan siap saja seperti McDonald pun merambah ke arah sana. McDonald Hong Kong dan OmniFoods berkolaborasi memproduksi menu dari daging buatan. Startup di bidang ini pun mengalami kebanjiran investasi dari banyak pemilik modal, seperti di Sydney dan Singapura.
Di Hongkong sendiri dana segar sebesar USD 70 juta (sekitar Rp 995 miliar) dikucurkan McDonald kepada OmniFoods. Startup yang bergerak di bidang makanan vegan ini diminta memasok permintaan daging buatan untuk McDonald di seluruh Hong Kong.
Salah satu menu terbatas yang ditawarkan oleh OmniFoods saat ini adalah daging babi hasil rekayasa genetika, yang ditujukan bukan hanya untuk konsumen yang penasaran, tetapi juga para vegan dan vegetarian.
Di tempat lain, tepatnya Tel Aviv, Israel, warga Israel dapat mencoba daging ayam hasil rekayasa genetika di restoran pop-up, The Chicken. Restoran ini dibuka langsung di gedung bekas laboratrium penelitian daging buatan milik SuperMeat.
Restoran ini tidak memungut biaya sepeser pun untuk para pengunjung. Daging yang dipasarkan The Chicken terbuat dari hasil regenerasi sel daging ayam yang dicampur dengan kedelai, protein kacang atau bubuk whei.
Tren konsumsi daging buatan lab diperkirakan akan terus menaik seiring dengan waktu, mengingat kesadaran manusia untuk menjalani hidup sehat semakin terbuka seiring dengan pandemi. Namu kapan persisnya produk makanan cepat saji berbasis daging buatan ini akan merambah pasar Indonesia? Kita tunggu saja.(*)
