![]() |
Posted on October 10th 2020 |
Twitter lakukan beberapa langkah untuk mencegah berita menyesatkan tentang pemilu Amerika Serikat menjadi viral dan meresahkan. Dilansir dari Wall Street Journal, perubahan ini terhitung sebagai langkah paling besar yang diambil media sosial satu ini untuk menghalau hoax.
Diumumkan pada Jumat (9/10) lalu, salah satu langkahnya adalah ketika kita mau melakukan retweet, akan ada label khusus pada tweet jika punya potensi menyesatkan. Kita bakal diarahkan ke sumber infomasi yang akurat dulu agar tidak mudah menyebarkan informasi tanpa tahu kebenarannya.
(Twitter)
Yang kedua, kalau biasanya kita bisa retweet atau retweet dengan komentar (quote tweet), khusus untuk tweet berkaitan tentang pemilu, kita diarahkan untuk retweet dengan komentar.
Tombol retweet saja dihilangkan agar pengguna Twitter tidak mudah menyebarkan informasi yang bisa saja tidak akurat. Dengan mengarahkan kita untuk quote tweet, harapannya lebih banyak orang yang menjelaskan mengapa mereka melakukan retweet terhadap informasi tersebut. Jadi lebih jelas deh apa reaksi dan perspektif yang mau disampaikan.
Bakal ada juga peringatan potensi informasi menyesatkan pada tweet politisi Amerika Serikat, akun Twitter dengan lebih dari 100 ribu pengikut dan berbasis di negeri Paman Sam, atau tweet yang punya dampak serupa.
(Twitter)
Untuk mencegah informasi mudah viral, Twitter juga tidak akan menampilkan tweet yang disukai atau yang diikuti oleh akun-akun yang tidak kita follow untuk muncul. Bisa lebih sedikit deh tweet-tweet kontroversial yang berseliweran di timeline.
Kalau biasanya kita lihat apa yang trending di Twitter cuma dari beberapa kata atau kalimat, khusus untuk semua trend yang berasal dari Amerika Serikat, bakal ada penjelasan tambahan agar konteks yang dimaksud bisa langsung dipahami. Ini bertujuan untuk mencegah informasi menyesatkan menyebar.
(Twitter)
Deretan perubahan ini akan diluncurkan ke semua pengguna mulai 20 Oktober mendatang. Sebelumnya, Twitter juga dikabarkan akan meluncurkan fitur birdwatch, fitur di mana pengguna bisa menandai suatu tweet apakah informasi yang disampaikan benar atau salah dengan alasan yang lengkap.
Nah, sederet perubahan kecil-kecil ini oke banget kan untuk menghalau hoax? Mungkin di Indonesia juga butuh ya~