![]() |
Posted on October 9th 2020 |
Pernahkah kalian berpikir mengapa para ahli menyarankan untuk melakukan jaga jarak minimal 1,8 meter semenjak pandemi Covid-19 menyebar? Anjuran ini berasal dari penelitian yang dilakukan pada tahun 1940-an tentang seberapa jauh droplet pernapasan dari batuk dan bersin “terbang” sebelum jatuh ke tanah.
Tetapi sayangnya, virus corona jenis baru ini memiliki banyak keunikan, salah satunya adalah bagaimana virus ini menyebar dari orang ke orang. Dilansir dari Eat This, Not That!, pada awal pandemi ilmuwan menggunakan standar jaga jarak 1,8 meter.
Tetapi semakin banyaknya bukti yang menunjukkan jika Covid-19 dapat menyebar melalui aerosol - droplet lebih kecil yang tidak jatuh dan justru mengambang di udara dalam waktu tertentu- membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) memperbarui pedoman minggu ini.
Lalu apa sebenarnya arti dari temuan ini? Ahli penyakit menular terkemuka Amerika Serikat dokter Anthony Fauci menjelaskannya dalam sebuah Q&A dengan Wakil Gubernur Hawaii Josh Green.
“Data terbaru membuatnya semakin jelas bahwa ada peningkatan penyebaran aerosol. Jadi biarkan aku menjelaskan apa sebenarnya penyebaran aerosol itu, jadi orang akan paham, karena aku pikir banyak kesalahan persepsi tentang ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa droplet pernapasan memang menyebarkan Covid-19, tetapi penyakit ini sering disebarkan oleh orang-orang yang tidak menunjukkan gejala sakit. “Kebanyakan orang menularkannya berbicara seperti aku berbicara. Ada droplet yang keluar saat berbicara, menyanyi, dan tentu saat batuk dna bersin,” ujar Fauci.
Dalam penjelasannya, Fauci mengatakan jika droplet dalam ukuran tertentu akan jatuh ke tanah setelah menempuh jarak sekitar 1,8 meter, yang mengacu pada aturan jaga jarak. Tetapi droplet yang lebih kecil tampaknya bisa bergerak lebih jauh dan mengambang di udara lebih lama.
“Ketika kalian mengatakan ‘aerosol’, itu artinya partikel pernapasan ini tidak segera jatuh ke tanah. Mereka memiliki kemampuan mengambang di mana saja dalam hitungan detik hingga menit atau mungkin lebih lama, yang berarti menjaga jarak 2,8 meter tidak memberikan perlindungan menyeluruh,” lanjutnya.
Lalu bagaimana agar kita tetap bisa aman selama pandemi Covid-19 berlangsung dan vaksin belum ditemukan?
“Kalian harus menggunakan masker. Dan kalian harus ingat bahwa jika berada di dalam ruangan, lebih sulit untuk menghindari infeksi ketika ada penyebaran aerosol, karena terjadi sirkulasi ulang. Jika aku berada di dalam ruangan dan tidak ada sirkulasi keluar masuk yang bagus, droplet akan berada di sekitar kalian selama beberapa menit. Jadi jaga jarak 1,8 meter tidak akan membantu,” kata Fauci.
Dia pun menyimpulkan bahwa ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk meminimalkan risiko tertular Covid-19. Pertama adalah memakai masker. Kedua, berada di luar ruangan selalu lebih baik daripada di dalam ruang. Tetapi jika harus berada di dalam ruang, pastikan jendela selalu terbuka.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah menghindari keramaian, menjaga jarak, dan hanya keluar untuk hal-hal yang penting saja. Jangan lupa untuk rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer agar virus enggan untuk menempel. (*)