|
Posted on September 30th 2020 |
Berdasar catatan Reuters, kasus kematian akibat Covid-19 telah menembus angka 1 juta pada Selasa (29/9). Bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka ini menjadi catatan yang sangat menyedihkan mengingat korban sangat menderita dan kesepian. Mereka meregang nyawa dalam ruang isolasi. Keluarga tidak bisa mengucapkan selamat tinggal.
“Banyak orang telah kehilangan dan tidak memiliki kesempatan mengucapkan selamat tinggal. Banyak orang meninggal sendirian. Ini adalah kematian yang sulit dan sepi,” ujar juru bicara WHO Margaret Harris dalam pengarahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, seperti dilansir dari Reuters.
Tetapi meski kasusnya terus mengalami peningkatan dan jumlah korban juga semakin banyak, bukan berarti jika hal ini tidak bisa dihentikan. “Satu hal yang positif dari virus ini adalah ini bisa ditekan, ini bukan flu,” lanjutnya.
Dilansir dari Yahoo! News, salah satu duta khusus WHO dokter David Nabarro mengatakan cara untuk memenangkan perang melawan Covid-19 bukan dengan memberlakukan aturan ketat untuk mengendalikan orang-orang. Aturan ketat tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mendukung.
“Ini perang, dan saya pikir masuk akal menyebutnya perang melawan virus, yang akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan, tidak akan dimenangkan dengan membuat aturan yang lebih ketat yang mencoba mengendalikan perilaku orang,” ujarnya kepada program Today BBC Radio 4.
Menurutnya, satu-satunya cara untuk keluar dari pandemi ini adalah jika semua orang bisa melakukan hal yang benar di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat karena kesadaran, bukan paksaan.
“Saya pikir kita akan mengerti maksudnya, saya hanya berharap tidak perlu lebih banyak orang yang berakhir di rumah sakit dan sekarat untuk kita semua paham maksudnya. Bahwa kita semua, kita semua, harus ketat dalam hal jaga jarak, memakai masker, menjaga kebersihan diri, isolasi ketika sakit dan melindungi mereka yang rentan,” lanjutnya. (*)
