![]() |
Posted on August 11th 2020 |
Penyebaran virus corona jenis baru atau yang dikenal dengan nama SARS-Cov-2 terbilang cukup mudah. Virus penyebab Covid-19 ini dapat menular ke orang lain melalui tetesan droplet yang keluar dari sistem pernapasan.
Mudahnya proses penularan ini pun telah membuat virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Tiongkok tersebut sudah menginfeksi lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia. Yang lebih mengkhawatirkan, beberapa orang tanpa gejala juga diketahui bisa menularkan virus itu tanpa menyadari jika mereka terinfeksi.
Kondisi ini tentu membuat banyak orang menjadi khawatir saat akan beraktivitas ke luar rumah. Para ahli pun mengatakan jika tidak ada jaminan seratus persen aktivitas yang dilakukan aman. Meski begitu, bukan berarti kita lantas tidak bisa melakukan apa-apa.
Dilansir dari Bestlife, menurut sekelompok profesional medis yang menjadi konsultan di COVID19 Recovery Consulting, LLC, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko aktivitas seseorang dapat menularkan Covid-19.
Risiko-risiko itu dipengaruhi setidaknya oleh empat faktor utama, yakni ruang tertutup, lama interaksi, keramaian, dan hembusan nafas yang kuat seperti bersin, berteriak, batuk, dan menyanyi. Berdasarkan faktor tersebut, mereka juga telah membuat daftar aktivitas beserta peringkat risiko yang dimiliki.
Menurut mereka, aktivitas yang memiliki risiko paling rendah adalah di rumah aja, jalan-jalan di luar rumah, bersepeda atau berlari, membeli makanan drive-thru, serta piknik di luar ruangan dengan menerapkan physical distancing. Meski rendah, risiko yang mungkin diperoleh dari aktivitas tersebut adalah keramaian, kontak dekat dan jenis aktivitas yang dilakukan.
Sementara untuk aktivitas yang memiliki risiko rendah/menengah meliputi olah raga jarak jauh di luar ruang (misal tenis) dan berbelanja. Risiko mungkin meningkat karena aktivitas ini berada di dalam ruang, terjadi kontak dekat, dan banyak menyentuh permukaan saat memilih barang.
Mengunjungi UGD rumah sakit, memeriksakan diri ke dokter atau dokter gigi, menggunakan taksi, pergi ke museum dan makan di restoran outdoor memiliki risiko menengah. Memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter berisiko karena berada di dalam ruang dengan kontak yang cukup dekat.
Apalagi saat memeriksa gigi, pasien tidak bisa menggunakan masker. Untuk taksi, itu tergantung dari seberapa sering dibersihkan, jarak tempuh, dan juga jumlah penumpang. Sedangkan saat makan di restoran outdoor terjadi kontak dekat dan kemungkinan tidak bisa menggunakan masker saat makan.
Bagi kalian yang sudah tidak sabar untuk berolahraga di gym, pergi ke salon, nongkrong di kafe, atau yang sudah mulaikembali masuk kerja, aktivitas tersebut memiliki risiko medium/tinggi. Risiko meningkat karena aktivitas berada di dalam ruangan, terjadi kontak dekat, melakukan kontak dalam jangka waktu lama, dan banyak menyentuh permukaan. Ketika melakukan olahraga di gym pun orang cenderung menghembuskan nafas dengan keras sementara saat di kafe sulit menggunakan masker saat makan dan minum.
Dari daftar yang dibuat oleh para ahli medis ini, menonton pertandingan olahraga, pergi ke bioskop, konser, kegiatan keagamaan, menggunakan transportasi publik dan penerbangan udara memiliki risiko yang tinggi.
Selain itu, melakukan olahraga dengan kontak fisik seperti basket dan sepak bola, pesta di dalam ruang, dan juga mengunjungi bar dan klub malam juga memiliki risiko yang tidak kalah tinggi. Risiko-risiko tersebut terjadi karena aktivitas dilakukan di dalam ruang tertutup dan terjadi kontak dekat dalam waktu lama. Orang-orang juga lebih banyak menyentuh permukaan benda saat melakukan aktivitas ini.
Sementara saat berpesta di dalam ruangan maupun berada di bar, orang cenderung mengonsumsi alkohol yang berakibat pada kehilangan kesadaran. Pengunjung juga biasanya berteriak ketika berbicara. Sedangkan ketika berolahraga, orang juga cenderung kesulitan untuk mengenakan masker.
Nah, sudah tahukan sekarang aktivitas mana saja yang memiliki risiko tinggi dan mana yang rendah. Jadi, mulai sekarang yuk kita pilah dan pilih aktivitas mana saja yang memang harus kita lakukan dan mana yang bisa kita hindari atau tunda.
Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, serta mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.