Current Issues

Ilmuwan Sarankan Pengujian dan Pelacakan Kontak Sebelum Sekolah Dibuka Kembali

Ahmad Redho Nugraha

Posted on August 5th 2020

Demi mencegah munculnya gelombang kedua pandemi Covid-19 setelah sekolah umum dibuka kembali, pemerintah Inggris memberlakukan pengujian dan pelacakan kontak (contact tracing) bagi masyarakatnya. Peningkatan tranmisi virus korona dapat saja terjadi saat orangtua dan murid tidak berdiam diri di rumah selama masa sekolah.

Peneliti mengatakan jika mengembalikan siswa ke sekolah untuk belajar adalah kewajiban, tetapi ada berbagai protokol baru yang perlu diterapkan agar hal tersebut dapat berjalan dengan aman.

Kepala bagian pengujian dan pelacakan NHS mengatakan jika sistem pelacakan kontak yang mereka siapkan saat ini telah mulai dilakukan. Sebab sekolah-sekolah di Inggris sebentar lagi akan memasuki tahun ajaran baru. Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara akan memiliki basis sistem pelacakan kontak yang berbeda.

Simon Clarke, menteri pertumbuhan regional Inggris, mengatakan kepada BBC jika kontak fisik penduduknya yang saat ini sudah terlacak melebihi estimasi 50 persen dari total penduduk. Ia berujar bahwa sistem pengujian dan pelacakan NS semakin matang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, mengembalikan murid sekolah ke sekolah mereka masing-masing adalah prioritas yang tidak boleh dilalaikan oleh pemerintah Inggris.

"Infrastruktur yang saat ini dibangun adalah hal yang sama sekali baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya," terang Clarke. "Tapi kami yakin ini (sistem pelacakan kontak) bekerja sebagaimana mestinya, dan kami percaya jika ini akan terus berkembang sehingga sekolah dapat kembali dibuka dengan aman pada musim gugur mendatang."

Dr. David Nabarro, utusan khusus WHO untuk menangani Covid-19 mengatakan jika SARS-CoV-2 dapat kembali muncul dan menjangkiti masyarakat dengan cepat. Dia menekankan pentingnya menguasai sistem pelacakan kontak, pengujian, dan pengisolasian diri.

"Jika kita bisa melakukannya dan berhasil melakukannya dengan baik, maka kemungkinan itu (gelombang kedua Covid-19) akan semakin kecil dan kehidupan (masyarakat) akan dapat terus berjalan," ujar Nabarro.

Selain itu, dia juga mengatakan jika Inggris kemungkinan akan berhasil melakukannya dengan baik karena mereka benar-benar memperhatikan bagaimana virus tersebut menyebar. Selai itu selama ini dorongan masyarakat untuk memprioritaskannya (protokol penormalan baru) juga sangat tinggi.

Peneliti dari UCL dan London School of Hygiene and Tropical Medicine menggunakan model komputer untuk memprediksi bagaimana virus tersebut mungkin dapat tersebar setelah murid sekolah pulang dari kelas dan bertemu orangtua mereka.

Penelitian pada Juni lalu menemukan jika efek dari interaksi antara anak sekolahan yang baru pulang sekolah dengan orangtua mereka yang bekerja sudah cukup untuk menyebabkan munculnya gelombang kedua pandemi, jika tidak dilakukan program pengujian dan pelacakan kontak. Jika pemerintah Inggris tidak melakukan tindakan tersebut, gelombang kedua kemungkinan akan memuncak pada Desember 2020 dengan jumlah kasus dua kali lebih tinggi.

Lebih lanjut, penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Lancet Child and Adolescent Health itu menunjukkan jika gelombang kedua pandemi dapat dicegah, apabila 75 persen orang dengan gejala Covid-19 dapat didata. Serta 67 persen kontak mereka dapat dilacak, atau jika 87 persen orang dengan gejala Covid-19 dapat didata dan 40 persen kontak mereka dapat dilacak. 

Dr. Jasmina Panovska-Griffiths dari UCL mengatakan jika sekolah-sekolah di Inggris dibuka pada September mendatang. Pencegahan gelombang dua hanya akan dapat dicegah dengan melakukan pengujian skala besar yang melibatkan 75 persen orang dengan gejala. Lalu dilanjutkan dengan melacak 68 persen kontak mereka, kemudian melakukan pengisolasian mereka yang didiagnosa menjadi carrier Covid-19 dari pengujian dan pelacakan tersebut.

Masyarakat dengan gejala umum Covid-19 seperti batuk, demam dan berkurangnya kemampuan indera penciuman dan perasa akan diuji klinis. Jika mereka terindikasi positif Covid-19, mereka akan diisiolasi selama 10 hari dan memberitahu NHS siapa saja yang berkontak dengan mereka sebelum mereka diisolasi, sebelum orang-orang tersebut juga dikarantina selama 14 hari.

Sekolah-sekolah di Inggris ditutup sejak 20 Maret lalu, mulai dibuka kembali secara terbatas pada 1 Juni. Skotlandia akan membuka kembali semua sekolah pada 11 Agustus, sementara Inggris akan membuka sekolah-sekolahnya pada September.

Pemerintah Inggris mengatakan jika pengujian NHS telah menemukan 80 persen orang positif dengan gejala dan telah melacak 75 persen dari total jumlah kontak mereka semuanya.

Sejak 21 Juni, 90 persen jumlah kontak terdekat telah berhasil dijangkau oleh sistem pelacakan NHS. Pemerintah Welsh secara khusus menargetkan setidaknya 35 persen dari total 80 persen kontak terdekat para siswa sudah harus dapat terlacak dalam 24 jam setelah sekolah dibuka pada September mendatang.(*)

Artikel Terkait
Current Issues
Inggris Sarankan AstraZeneca Tidak Untuk Usia di Bawah 30 Tahun

Current Issues
Waduh! Ilmuwan Kembali Identifikasi Varian Baru Virus Corona di Inggris

Current Issues
Penelitian: Antibodi Pasien Sembuh dari Covid-19 Bisa Bertahan hingga Enam Bulan