![]() |
Posted on June 28th 2020 |
(Foto: The National)
Liverpool mengalami masa sulit di Liga Premier Inggris selama 30 tahun. Tetapi musim ini, mereka akhirnya meraih gelar juara. Masih dari euforia gelar juara yang diraih oleh Liverpool FC. Sebuah catatan menarik ditulis oleh Mark Madden, bahwa fans di seluruh dunia sedang berbahagia. Mereka menikmati betul bagaimana rasanya tim kesayangannya menjadi juara setelah menunggu sekian lama.
Liverpool FC kini menjelma menjadi raksasa di Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak era 90-an. Mereka tak pernah sehebat ini sebelumnya. Tujuh pertandingan tersisa akan menentukan posisi mereka dalam sejarah. Namun yang paling menggembirakan adalah penobatan Liverpool sebagai juara liga musim ini pada Kamis lalu, membuat mereka sudah mencetak sejarah baru.
Sekarang, target utama Liverpool adalah mengejar rekor 100 poin milik Manchester City yang dicatatkan dua musim lalu. Ada juga rekor yang bisa dikejar yaitu 32 kemenangan milik City yang dicetak musim lalu dan tahun sebelumnya. Tetapi bila tujuh laga sisa ini dimenangkan oleh Liverpool, maka mereka menjadi tim Liga Premier Inggris pertama yang mampu memenangi semua laga kandang.
Liverpool kini memilik 28 kemenangan, 2 seri, dan 1 kali kalah. Mereka mengumpulkan 86 poin. Bila menang tujuh laga beruntun, maka 21 poin bisa diraih. Tentunya, di akhir musim nanti, banyak rekor-rekor yang terpecahkan. Tapi penggemar Liverpool mungkin tak akan fokus pada hal tersebut. Mereka hanya ingin Pep Guardiola mampu mempertahankan rekor baik hingga musim berakhir. Setidaknya, mereka tidak ingin Liverpool kalah setelah dinobatkan sebagai juara liga.
Mark Madden, penulis di TribLive, penggemar Liverpool, dan komentator WWE. (Foto: TribLive)
Mark Madden, seorang penulis yang punya kolom khusus di TribLive memberi catatan menarik. Dia juga seorang penggemar Liverpool sejati. Catatannya kali ini seputar kekecewaan. Kecewa karena dirinya dan fans Liverpool di seluruh dunia tidak bisa ikut merayakan gelar juara ini secara langsung.
Pada hari Rabu, 24 Juni lalu, Liverpool menang 4-0 atas Crystal Palace di Anfield. Tidak ada seorang pun di stadion. Tentu yang dimaksud Mark adalah penonton. Setelah pulang, tidak ada parade bus terbuka. Hanya euforia semu di media sosial, yang menurut Mark, itu adalah ungkapan gembira yang bisa memuaskan tidak lebih dari 25 persen kepuasan hati. Sementara itu, trofi Liga Premier Inggris baru bisa diangkat pada 18 Juli nanti. Dan, pastinya hanya akan ada pesta kecil-kecilan di jalanan Anfield, karena semua harus menjaga jarak sosial.
"Lega rasanya karena burung albatros yang kami kenakan di leher bisa kami angkat tinggi-tinggi sekarang. Liverpool adalah tempat yang istimewa. Anfield adalah Vatikan di dunia olahraga, mungkin lebih suci. Menjadi penyembah Liverpool adalah pengalaman ikatan yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Saya yakin, semua fans Liverpool di seluruh dunia saat ini sedang berbahagia," tulis Mark.
Liverpool saat ini memang pantas meraih gelar juara liga. Mereka memiliki kiper terbaik di liga yaitu Alisson Becker. Punya pemain belakang terbaik di dunia, Virgil Van Dijk. Kemudian ada tiga pemain yang dinobatkan sebagai lini depan terbaik, yaitu Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mo Salah. Lalu ada gelandang Jordan Henderson, kapten tim sekaligus kandidat kuat pemain timnas sepak bola Inggris.(*)