![]() |
Posted on June 24th 2020 |
Middle East Eye
Tidak bisa dipungkiri bahwa di beberapa bagian dunia, standar kecantikan yang terbentuk adalah memiliki kulit cerah sehingga produk pencerah kulit menjadi primadona. Namun, baru-baru ini perusahaan raksasa Johnson & Johnson akan menghentikan produksi produk pencerah kulit yang sangat populer di Asia dan Timur Tengah.
Johnson & Johnson akan menghentikan produksi Clean & Clear Fairness yang dipasarkan di India. Sebelumnya di awal bulan ini, produk Neutrogena Fine Fairness yang tersedia di Asia dan Timur Tengah juga disetop.
Kedua produk ini memiliki kesamaan yaitu berfungsi sebagai penghilang noda hitam di wajah namun beberapa pengguna juga memanfaatkannya untuk pencerah kulit. Keputusan ini diambil karena produk tersebut dituntut sebagai bentuk melestarikan ketidakadilan ras yang belakangan ini menjadi isu hangat di seluruh dunia.
“Beberapa minggu belakangan banyak beredar pendapat bahwa produk Neutrogena dan Clean & Clear milik kami yang berfungsi sebagai penghilang noda hitam melambangkan kulit putih lebih indah daripada warna kulit unik lainnya,” begitu bunyi sepenggal pernyataan perusahaan tersebut. “Hal tersebut tidak pernah menjadi maksud kami. Kulit sehat lah kulit yang indah.”
SCMP
Perusahaan farmasi ini menyatakan bahwa mereka tidak akan memroduksi atau memasarkan produk tersebut, namun mungkin saja produk kecantikan itu masih ada di toko-toko hingga stoknya habis. Pembelian dua jenis produk tersebut melalui website resmi perusahaan juga telah dihentikan.
Krim pemutih atau pencerah kulit memang menjadi produk kecantikan yang banyak diproduksi oleh perusahaan besar seperti Unilever, Procter & Gamble, dan L’Oreal.
Nama-nama ini juga menaungi beberapa merek produk kecantikan seperti Fair & Lovely, Olay, dan Garnier. Petisi untuk menghentikan produk-produk pencerah kulit dengan merek tersebut mulai bermunculan, namun belum ada tindakan lebih lanjut mengenai hal tersebut. (*)