![]() |
Posted on May 31st 2020 |
Rolling Stone
Di balik keceriaan yang selalu terlihat di dunia hiburan dan media sosialnya, Camila Cabello ternyata merasakan perang berkecamuk dalam dirinya sendiri. Perang tersebut adalah gangguan kesehatan mental OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan gangguan kecemasan (anxiety).
Melalui sebuah tulisan yang dipublikasikan di Wall Street Journal, Camila bercerita secara detail apa yang ia rasakan dengan gangguan mental tersebut. “Aku sempat menangis di mobil ketika mengatakan pada ibuku betapa parahnya gejala anxiety dan OCD yang kualami,” tulisnya.
“Pernah juga ibu dan aku membaca buku-buku tentang OCD, berusaha mencari solusi akan apa yang aku rasakan. Saat itu aku hanya menginginkan suatu kelegaan dari semua yang aku rasakan. Anxiety yang aku rasakan seperti tidak akan berakhir dan membuat hidupku hari ke hari terasa sangat berat.”
Pelantun lagu My Oh My ini sejujurnya sempat ragu untuk membagikan kisah ini terhadap publik. Ia nggak mau orang-orang yang berpikir ia selalu percaya diri dan kuat menjadi terkejut kalau ia sebenarnya lemah.
“Terbersit di pikiranku kalau aku jujur bahwa aku punya gangguan mental dan merasakan peperangan dalam diriku ini, orang-orang akan mencap aku gila atau lemah, atau aku nggak mampu menghadapi suatu hal, " ungkapnya.
"Aku juga berpikir mungkin aku kurang mensyukuri hal-hal baik yang aku terima dalam hidupku—dan menyembunyikan segala yang aku rasakan selama ini adalah solusi termudah dan tercepat yang bisa kuambil," lanjut pelantun Havana tersebut.
Namun akhirnya Camila percaya kalau kunci untuk menghadapi gangguan mental yang ia rasakan adalah dengan sepenuhnya menguasai pikiran, tubuh, dan hidup kita sendiri. Ditambah lagi dengan tidak merasa malu dengan gangguan mental yang dimiliki karena nggak ada salahnya dengan memiliki gangguan mental.
Benar saja, para penggemarnya sangat terinspirasi dengan keterbukaannya dan menjadi sedikit terbantu dengan cerita Camila. Keterbukaan ini membuat mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi gangguan mental yang mereka rasakan.
Di akhir tulisannya, Camila menulis, “Kita tinggal di kultur yang memaksa kita untuk sempurna di setiap waktu. Media sosial bisa membuat kita harus menjadi sempurna karena semua orang tampak seperti itu. Padahal, memiliki gangguan mental bukan sebuah kelemahan dan berani mengambil langkah untuk sembuh adalah hal yang sangat berani.”
Mei menjadi bulan kesadaran kesehatan mental dunia. Namun harusnya setiap hari kita harus sadar bahwa kesehatan mental adalah hal yang penting. Merasakan kelelahan mental atau gangguan mental bukanlah sesuatu yang tabu.
Ceritakan apa yang kamu rasakan dengan orang yang dipercaya atau konsultasikan dengan tenaga profesional agar bisa segera mendapat pertolongan. (*)