![]() |
Posted on August 8th 2018 |
Hmm...jadi apa, ya? Itu yang ada di pikiranku selama enam bulan terakhir masa SMA dulu. Berat banget rasanya waktu itu buat menentukan langkah setelah lulus mau ngapain. Mau kuliah di mana, mau jadi apa, mau ambil jurusan apa. Ah, benar-benar nggak gampang memastikan pilihan demi masa depan yang gemilang.
Dulu, mauku sih jadi dokter. Keren kayaknya ambil kuliah kedokteran. Tapi setelah kupikir-pikir kayaknya aku kurang pede sama kapabilitasku. Terus terpikirlah buat ambil bisnis karena merasa ada bakat berbisnis. But all of a sudden, kok aku malah tertarik sama teknik ya? Jadi cewek insinyur rasanya seru. So, kupegang teguhlah cita-cita itu sampai lulus sekolah. Kucoba segala jenis tes masuk perguruan tinggi demi menjadi seorang sarjana Teknik Kimia seperti mauku. Eh, gagal semua. Ternyata kenyataan nggak selalu seindah harapan, guys. Hehe.
Gara-gara berprinsip ‘tahun ini harus kuliah’, aku pun terpaksa ‘mendarat darurat’ pada pilihan kedua. Sebuah jurusan yang benar-benar nggak pernah kubayangkan sebelumnya. Ya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jangan tanya bakal jadi apa aku ke depan. Isi kuliahnya bakal seperti apa saja aku nggak kebayang kok. Tapi ya sudah. Mari kita syukuri saja kesempatan yang datang di detik-detik terakhir ini.
Harus kuakui jurusan ini kuambil karena coba-coba. Pikirku waktu itu, nggak ada salahnya mencoba hal baru siapa tahu bisa memberi peluang lebih besar. Lagi pula kalau memang aku nggak cocok di sini, bukankah masih ada kesempatan mengikuti tes masuk perguruan tinggi di tahun depan? Lantas, kujalani saja tahun pertama di jurusan ini. Dan kurasa pemikiranku benar. Kalau aku nggak mencoba, mana aku tahu kalau jurusan inilah yang cocok buatku. Mana aku tahu kalau jurusan ini merangkum semua jurusan yang pernah aku inginkan.
Aku menikmati menjadi salah satu mahasiswa perikanan di sebuah kampus ternama di Semarang. Meski judul jurusannya nggak populer dan masih dianggap kurang keren di telinga orang kebanyakan, ternyata kuliahnya menarik banget. Salah satu praktikumnya, misalnya, membuatku mau nggak mau turun ke sungai. What did I do you might wonder? Iya, nyari ikan. Terus mengambil airnya sebagai sampel uji kelayakan di laboratorium. Nah, tahukah kalian apa yang kurasakan waktu melakukannya? Ah, mungkin begini rasanya berkuliah di Teknik Kimia.
Praktikum bedah ikan juga sama. Ketika melakukannya dan diharuskan mengamati anatomi ikan, aku terpikir tentang kuliah kedokteran. Ya, meskipun objeknya berbeda (banget) sih. Oh dan apakah kalian tahu kalau lulusan teknologi perikanan sering dijuluki ‘dokter ikan’? Sebab selain memperhatikan makanan, kami juga harus memastikan kelayakan hidup si ikan dan penyakit-penyakitnya.
Mata praktikum yang paling aku nikmati adalah mengamati tingkah laku ikan. Coba, praktikum mana di jurusan lain yang bersifat stress relieving begini. Dan perlu kalian tahu, mengamati ikan sudah diakui para psikologi sebagai bagian dari animal-assisted therapy untuk membantu kesehatan mental, loh. Kurang apa lagi coba kuliahku ini. Ilmu dapat, kesehatan mental juga dapat. Ntaps~
Karena sudah mulai nyaman dengan kuliahku ini, aku merasa mulai mendapat titik terang mau jadi apa ketika aku lulus nanti. Selain memungkinkan buat jadi karyawan BUMN, PNS—seperti di Kementerian Kelautan dan Perikanan atau Dinas Kelautan dan Perikanan, peneliti, atau dosen, aku ingin berwirausaha. Aku berharap ilmu pengolahan hasil perikanan yang kudapatkan selama kuliah bisa membantuku membesarkan bisnis kuliner yang sudah kurintis saat ini. Tapi kalau pun nanti harus bekerja di luar disiplin ilmuku pun, aku tak masalah. Bukankah tujuan kita kuliah yang terutama itu membuat kita jadi well educated?
Nah, buat kamu yang lagi menentukan pilihan kuliahmu, jangan pernah patah semangat kalau hasilnya nggak sesuai yang kamu inginkan. Bisa jadi pilihan kesekian yang nggak pernah kamu pikirkan malah jadi jalan rezekimu. Dan jika ada yang meremehkanmu, tetap tunjukkan semangatmu.
Syukuri dan jalanilah dengan senang hati. What doesn’t kill you makes you stronger.