Rasanya Bak Membangun Candi Prambanan
|
Posted on March 27th 2020 |
Kamis (26/3/2020) kemarin, mainmain.id berkesempatan sambang ke rumah produksi Vira Collection, satu dari belasan UMKM yang turut serta menjahit baju alat pelindung diri (APD) di tengah pandemi Covid-19 sekarang.
Novita Rahayu Purwaningsih, sang pemilik menceritakan betapa menantang pesanan yang dia dapatkan kali ini. Berawal dari Senin (23/3/2020) malam, perempuan yang biasa disapa Vira itu menerima telepon dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surabaya apakah bisa menjahitkan baju dengan model coverall tersebut.
Tak banyak berpikir, Vira menyahut saja kalau dia menyanggupi karena di dalam benaknya dia biasa menyelesaikan jahitan dalam sepekan.
"Terus saya ditelepon lagi ditanyai, 'Mbak Vira, yakin ya bisa 150?' Saya jawab lagi bisa gitu, 'Iya, Ibu. Mau diambil kapan?' Terus dijawab, 'Besok.' 'Astaga, Ibu!'" kilas balik Vira menirukan percakapannya dengan ekspresi terkejut.
Bergerak cepat, Vira meneleponi satu per satu temannya tetapi satu per satu pula tak menyanggupi. Hingga harapan terakhir, seorang teman pemilik konveksi menjawab dia bisa membantu.
Berbagai negosiasi Vira lakukan dengan Disperindag sehingga dari yang semalam, disanggupi selesai dua malam. Namun Selasa pagi Vira kembali ditelepon dan diminta setidaknya menyetorkan 20 set, padahal Vira baru saja memulai proses penjahitan.
Cerita mengejutkan tak berakhir di sana. Selasa siang, Vira mendadak dikirimi tambahan dua gelondong kain. Bermodal gambar yang diberikan Disperindag, Vira langsung bisa menyelesaikan tanpa kesalahan sejak set APD pertama. Meskipun, yang dia kerjakan kali ini bukan kain biasa.
"Ini kan kain berat gitu, jadi kalau pas njahit yang biasanya cukup geser-geser, ini butuh sedikit ngangkat. Berat, panjang juga kan," terang Vira menjelaskan bagaimana dia 'menaklukkan' kain gortex yang tahan air tersebut.
Tak cuma kain, resleting pun juga tahan air dan tebal, sehingga Vira sempat khawatir akan mematahkan jarum saat benang mulai disematkan.
Ditanya dari mana bahan-bahan itu didapat, Vira tak tahu-menahu karena kain, resleting, dan karet sudah disiapkan Disperindag. Satu-satunya yang harus Vira siapkan adalah tali ikat.
Perempuan yang pernah menerima beasiswa fesyen tahun 2017 tersebut juga mengaku setelah pekerjaan APD-nya selesai, serangan migren pun tak dapat dielakkan. Dia sampai harus mengabari kalau dia tak bisa menerima pesanan lagi keesokan harinya karena butuh istirahat.
"Wis koyok (kayak) bangun Candi Prambanan, Mbak. Lha dikebut eh, ya langsung migren aku," celetuk Vira.
Rabu (25/3/2020), 215 set APD dari 7 gelondong kain pun siap dikirimkan ke Dinas Perdagangan. APD yang baru jadi itu kemudian di-laundry dan di kirim ke kediaman untuk diseterilkan.
Wiwiek Widayati, Kepala Disperindag Surabaya berencana akan terus membuat APD setiap hari. Bahan utama kain gortex sesuai arahan Dinas Kesehatan sejauh ini bisa dia temukan di Surabaya, meski bila ke depannya terjadi kelangkaan, Wiwiek akan tetap mengusahakan sekalipun harus ke luar Surabaya.
Hampir 20 UMKM di bawah naungannya dikerahkan untuk ikut serta memerangi bencana virus yang sudah menjangkit 893 orang ini. Total yang dia target adalah 300 set APD dan 10.000 masker dalam pekan ini.