Interest

Pentingnya Makan Bareng Teman untuk Kesehatan Mental

Regina

Posted on February 25th 2020

(Research Digest)

 

Makan memang kebutuhan manusia untuk recharge energi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Seiring berkembangnya teknologi dan layanan ojek online, banyak yang memilih untuk pesan makanan secara online dan memakannya sendiri. Ada juga yang kalau di sekolah, gara-gara takut ketinggalan pelajaran berikutnya, memilih untuk makan sendiri di kelas sambil baca-baca.

Dalam sebuah penelitian oleh psikolog evolusi dari Oxford, Robin Dunbar, mengeksplorasi konteks yang lebih luas tentang makan. Melansir Pyschology Today, Robin berpendapat bahwa makan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi saja, namun merupakan bentuk penting dari interaksi sosial.

Ya, makan bersama teman dan kerabat bisa jadi menyenangkan dan merupakan bentuk interaksi sosial yang positif. Dalam sebuah survey yang disebar ke 2.000 orang dewasa di Inggris, Robin mengamati seberapa sering orang makan dan menghitung kesejahterahan atau kepuasan pribadi saat makan. Dia menemukan bahwa makan bersama orang lain yang memiliki kedekatan secara emosional memiliki perasaan yang lebih baik tentang diri sendiri. Selain itu, tingkat kepuasan hidup juga tinggi, dan memiliki jaringan sosial yang kuat.

Saat ini, tren makan bersama masih seputar kencan makan siang bersama atau kencan makan malam. Robin pun menemukan bahwa makan merupakan sumber kebahagian bagi manusia. Dia menyarankan agar budaya makan bersama patut dipertimbangkan. Entah itu sekedar di kedai kopi, kantin, atau di meja makan bersama keluarga.

Selain itu ada penelitian lain dari sekelompok psikolog UCLA (Universitas California) menyebutkan bahwa makan dapat menumbuhkan ingatan. Sekelompok psikolog itu melihat adanya kekuatan ingatan pada orang yang sedang makan dengan orang yang sedang beraktivitas. Kedua subjek itu disuruh menonton film dahulu sebelumnya. Kemudian mereka disuruh untuk menceritakan film sambil makan, subyek yang lain menceritakan film sambil beraktivitas. Nah, ingatan yang paling tajam adalah mereka yang bercerita sambil makan.

Bagi para psikolog, makan dapat menyehatkan mental. Namun, makan yang dimaksud di sini adalah mereka yang duduk dan menikmati makanan mereka tanpa berhadapan dengan tugas di kantor. Apalagi makan bersama dengan teman bicara.

Meski kadang pengalaman makan sambil bicara dengan teman bisa jadi pengalaman buruk - karena sering kali membahas sebuah masalah. Namun, menurut para psikolog makan bersama teman atau kerabat merupakan kegiatan positif. Selain menyerap nutrisi dari makanan secara optimal juga memperkaya perasaan dan jiwa. (*)

Artikel Terkait
Current Issues
Apa itu Abusive Relationship dan Gaslighting?

Current Issues
Mengapa Kamu Harus Pikir Dua Kali Sebelum Ikutan Tren Waist Trainer

Current Issues
Kepanikan Massal Akibat Corona Bisa Picu Gangguan Kecemasan