![]() |
Posted on February 6th 2020 |
Sebelum Brexit diresmikan, ada publik yang mendukung Brexit, ada pula yang menentangnya (Vox)
Hasil referendum British exit (BREXIT) yang dideklarasikan pada 31 Januari 2020 lalu menjadikan Inggris sebagai negara pertama yang resmi keluar dari Uni Eropa.
Proses referendum Brexit ini memang telah berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 2016 silam. Referendum (yang juga dikenal sebagai public vote) ini menghasilkan 52 persen atau sekitar 17,4 juta suara untuk Inggris agar mundur dari keanggotaan Uni Eropa.
Tapi, walaupun sudah resmi keluar dari Uni Eropa, Inggris akan lebih dahulu menjalani masa transisi dan tetap masih menjadi kesatuan pasar dan pabean Uni Eropa hingga 31 Desember 2020 nanti. Harapannya, awal tahun 2021 sudah akan ada kesepakatan baru tentang perdagangan, pengaturan keamanan, dan undang-undang imigrasi.
Mengutip wawancara Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dalam CNN, ia berujar bahwa Brexit berarti Inggris akan mengambil kembali kendali penuh atas perbatasan, ekonomi, perdagangan, dan imigrasi di negara tersebut.
Walaupun isu ini cuma berkaitan langsung sama Inggris dan Uni Eropa, Brexit juga punya pengaruh signifikan bagi Indonesia, lho! Baik dari segi hubungan bilateral, perdagangan, ketenagakerjaan, sampai pariwisata. Waduh, pengaruh positif apa negatif, nih? Jangan-jangan kita bakal makin susah buat traveling ke Inggris? Tenang, tim mainmain.id sudah merangkum pengaruh Brexit bagi Indonesia. Yuk, simak bersama!
Worry no more! Dilansir dari BBC dalam konferensi pers yang sama, Owen Jenkins juga menyatakan bahwa pasca Brexit, Inggris akan lebih terbuka dan menyambut turis dan pelajar dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sebagai turis dengan paspor Indonesia, urusan keimigrasian dipastikan nyaris tak ada perubahan. Soalnya, selama ini pun, kalau kita mau berkunjung ke Inggris, kita harus mengurus visa UK. Inggris memang sudah lama memiliki peraturan keimigrasian yang berbeda dengan negara Uni Eropa lainnya.
Negara Uni Eropa lainnya menerbitkan satu visa bersama yang namanya Visa Schengen. Negara yang termasuk ke dalam schengen di antaranya ada Austria, Belanda, Denmark, Finlandia, Italia, Jerman, Prancis, Swiss dan masih banyak lagi. Artinya, dari dulu pun, kalau kamu mau traveling ke Paris dan London, misalnya, kamu memang harus mengurus visa UK dan visa Schengen.
Sedangkan dalam urusan studi, dilansir dari CNN Indonesia, Owen Jenkins menuturkan kalau baru-baru ini Inggris menerapkan kebijakan baru yang mengijinkan mahasiswa internasional untuk tinggal dan bekerja selama dua tahun pasca masa studi dan visa pelajar mereka habis. Jangka waktu ini jauh lebih lama dibandingkan aturan sebelumnya yang hanya empat bulan.
Dilansir dari CNN Indonesia, Duta Besar Inggris di Jakarta, Owen Jenkins mengatakan bahwa Brexit akan menjadikan Inggris lebih terbuka kepada dunia. Termasuk juga sektor perdagangan dengan Indonesia dengan Inggris yang diharapkan jadi lebih leluasa karena hambatan perdagangan seperti tarif dan sebagainya bisa diminimalisir.
“Inggris akan menjadi negara mandiri. Kami dapat menerapkan kebijakan luar negeri sendiri, dan dapat memperkuat relasi dengan negara-negara lain, terutama yang berada di luar Uni Eropa,” tutur Owen Jenkins dalam jumpa pers di kedutaannya beberapa jam jelang Brexit resmi berlaku.
Buat kalian yang belum tahu, dibandingkan negara Uni Eropa lainnya, selama ini Inggris adalah importir terbesar kayu dari Indonesia, lho. Owen Jenkins juga menegaskan kalau selama ini Inggris dan Indonesia sudah berbisnis dengan ketentuan World Trade Organization (WTO), jadi hubungan perdagangan kita dengan Inggris pasca Brexit akan tetap sama atau bahkan meningkat. Yay! (*)