|
Posted on February 3rd 2020 |
Tak seperti kebanyakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) lainnya, KH Salahuddin Wahid begitu anti dengan rokok. Gus Sholah, sapaan akrabnya, bahkan memberlakukan larangan merokok bagi santri, para pengajar, dan seluruh staf di Pesantren Tebuireng, Jombang.
"Pesantren Tebuireng sudah melarang rokok. Tetapi memang masih ada kyai atau ulama yang merokok," bilang Gus Sholah seperti yang dilansir Antara, Desember 2016 silam. Larangan merokok di Tebuireng ini sudah diberlakukan sejak 1992.
Menurut adik kandung Presiden keempat Republik Indonesia, mendiang KH Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur itu, rokok merupakan salah satu barang yang bersifat makruh. Artinya, dianjurkan untuk ditinggalkan. Namun tak berdosa apabila dilakukan.
Gus Sholah berpandangan, masyarakat Indonesia, termasuk umat muslim, perlu diberi pemahaman yang benar tentang rokok. Selain itu, Gus Sholah juga meminta pemerintah menaikkan harga rokok setinggi-tingginya. Sehingga rokok tidak bisa dijangkau oleh anak-anak.
"Kami sangat setuju generasi muda di masa depan harus bebas dari pengaruh adiksi rokok. Sehingga kualitas hidupnya lebih baik," kata Gus Sholah seperti yang dinukil dari Kompas, Juli 2019 lalu.
Sementara itu, seperti tokoh NU lainnya, yakni KH Ahmad Mustofa Bisri, Gus Sholah termasuk kyai yang aktif di media sosial. Pengikut akun Twitter-nya, yakni @Gus_Sholah, mencapai 444 ribu orang. Gus Sholah terakhir nge-tweet pada 18 November 2019 lalu lalu.
Cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari ini berpesan agar media sosial digunakan untuk hal-hal yang positif. Bukan mengujar kebencian, dan memecah belah bangsa.
Gus Sholah meninggal dunia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu (2/2) malam. Gus Sholah sempat kritis seusai operasi jantung pada Minggu siang.
