Sport

Bambang Pamungkas Pensiun, ini Pidato Perpisahannya

Shava

Posted on December 18th 2019

Bambang Pamungkas masuk ke lapangan pada menit ke-76. Ia menggantikan Sandi Darma Sute. Oleh sang pelath, Bepe ditugaskan untuk memecah kebuntuhan timnya, Persija Jakarta yang sedang tertinggal dari Persebaya Surabaya.

Lima menit berselang, sebuah kemelut tercipta di muka gawang Persebaya. Bambang yang ditempel dua penggawa Persebaya, coba melepaskan diri dari pengawalan. Ia melompat untuk menanduk bola hasil umpan silang rekannya.

Sayang, bola berhasil dihalau Miswar Saputra, kiper Persebaya. Bepe, sapaan akrabnya gagal mengonversi satu-satunya peluang emas yang ia dapat di laga itu. Persija tersungkur di kaki Persebaya dengan skor tipis 1-2.

Game melawan Persebaya, Selasa (18/12) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), menjadi laga perpisahan untuk pesepak bola kelahiran Semarang itu. Bepe telah memutuskan pensiun pada penghujung Liga 1 2019.

Guard of honour pun dilakukanoleh para pemain Persija Jakarta seusai pertandingan. Bepe juga diberikan waktu untuk untuk menyampaikan farewell speech di tengah lapangan SUGBK. Pidato perpisahan Bepe disiarkan live oleh televisi swasta.

Pidato Perpisahan Bambang Pamungkas

Orang bijak berkata, laki-laki sejati tidak menangis. Tapi hatinya berdarah. Malam ini izinkan saya menjadi laki-laki sejati dengan tidak banyak berbicara, cukup hati saya yang berdarah

Teman-teman, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh anggota tim Persija Jakarta tanpa terkecuali. Atas perjuangan yang luar biasa, menguras emosi, tenaga, dan juga kesabaran musim ini.

Kemudian, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk direksi Persija Jakarta atas kerja sama yang luar biasa selama saya berada di sini.

Terima kasih kepada Pemda DKI, dalam hal ini pak gubernur, dan gubernur-gubernur sebelumnya, selama saya berada di sini karena telah mendukung Persija Jakarta dengan all out.

Dan tentu tidak lupa kepada kalian semua, pendukung Persija Jakarta, yang malam ini hadir di stadion ini, maupun di mana pun kalian berada.

Saya pernah merasakan menjadi pemain terbaik di sini. Saya pernah menjadi top scorer di sini. Saya juga pernah juara di sini. Namun demikian, saya juga pernah patah kaki di sini. Saya pernah depresi di sini. Saya pernah dianggap pengkhianat di sini.

Namun, dengan segala kondisi yang saya alami, kalian semua tetap berada di belakang saya. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam.

Akhir sekali, perjalanan persepakbola bukan tentang seberapa jauh dia melangkah, atau seberapa cepat dia sampai. Namun tentang makna dari perjalanan yang dia lalui, dan jejak apa yang ditinggalkan.

Semoga di waktu saya bersama Persija Jakarta, saya bisa meninggalkan kesan yang baik di mata anda sekalian. Sekali lagi terima kasih. Selamat malam.

 

Baca juga: Bepe, Panutan yang Tak Pernah Mengkhianati Hatinya

 
Artikel Terkait
Sport
Bepe, Panutan yang Tak Pernah Mengkhianati Hatinya

Sport
Khairul Imam Zakiri dan Seluruh Pertaruhannya Demi Sepakbola Indonesia

Sport
Shin Tae-yong, Ahjussi Korea Calon Pelatih Timnas Indonesia