Portrait

Marie Frediksson, Vokalis Roxette Meninggal Setelah 17 Tahun Melawan Kanker

Surya Dipa Nusantara

Posted on December 11th 2019

Sebuah obituari datang dari Swedia. Marie Frediksson, akhirnya mengakhiri perjuangan 17 tahun melawan kanker. Penyanyi berusia 61 tahun itu meninggal dunia, Senin (9 Desember).

Perempuan berpotongan cepak ini memiliki nama lengkap Gun-Marie Fredriksson. Pertama kali terjun ke dunia tarik suara, Marie bergabung dengan sebuah band rock bernama Strul. Marie muda menghabiskan hari-harinya dengan Strul. Namun, grup musik pertama Marie tak memiliki napas panjang. Di sepanjang karirnya, mereka hanya merilis satu single saja.

Setelah Strul bubar, Marie memutuskan untuk bersolo karir. Namun, keberuntungan belum juga berpihak padanya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Per Gessle, rekan duetnya di Roxette.

Marie dan Per sama-sama artis solo pada mulanya. Hingga pihak label mempertemukan keduanya dalam sebuah acara. Sejak saat itulah, keduanya karib ini memutuskan memulai membuat band Roxette.

Roxette adalah band yang kelak akan memacak nama Marie sebagai legenda. Namanya pertama kali melejit saat Roxette merilis sebuah album berjudul Neverending Love yang diproduseri oleh Clarence Öfwerman.

Satu pekan setelah dirilis, album tersebut menduduki chart 10 besar di Swedia. Sejak saat itu, Roxette kian dikenal dengan repetoar-repetoar masterpiece-nya seperti Listen To Your Heart, Joyride, It Must Have Been Love.

“Marie meninggalkan untuk kita warisan musik yang luar biasa. Suaranya yang mengagumkan, kuat dan sensitif di saat bersamaan, dan penampilan panggung yang magis akan terus diingat oleh kita yang cukup beruntung pernah menyaksikannya,” kata Dimberg Jemberg, manajer dari Roxette.

“Tetapi kita juga akan mengingat pribadi cantik dengan semangat hidup besar, seorang wanita dengan hati besar yang peduli pada siapapun yang ia temui,” imbuhnya.

Marie pertama kali mengetahui bahwa ia mengidap tumor otak pada 2002. Akibatnya, ia terpaksa membatalkan jadwal tur dunia saat itu, dan hiatus sekitar separuh dekade untuk rehat. Pada 2009, Roxette kembali naik ke atas panggung karena kondisi Marie kian membaik. Keduanya pun merayakannya untuk melanjutkan tur dunia. Namun dua tahun belakangan, kondisi Marie kembali memburuk.

Rencana Roxette untuk merekam album terakhirnya pun terpaksa harus pupus. Meskipun gagal merilis album anyar, nama Roxette sudah sepatutnya tercatat di sejarah panjang musik rock dunia. Keberhasilannya menjual berjuta-juta keping album, membuat nama Roxette patut untuk dikenang selamanya. Selamat jalan, Marie. Perjuanganmu telah usai. Karyamu akan terkenang abadi.(*)

 

Artikel Terkait
Portrait
Sastrawan Kebanggaan Indonesia, Sapardi Djoko Damono Tutup Usia

Interest
Raja Ramen Korea Pemilik Shin Ramyeon Tutup Usia

Current Issues
Chitetsu Watanabe, Pria Tertua di Dunia Tutup Usia di Umur 112