Interest

Taman Nasional Lorentz Jadi Google Doodle, Ini yang Wajib Kalian Tahu!

Luasnya saja 5x Pulau Bali, Surga Vegetasi di Dalamnya Super Komplet

Insani U.J

Posted on December 4th 2019

Kamu perhatian gak dengan penampilan beranda Google hari ini, Rabu (4 Desember)? Kalau kamu perhatian pasti melihat sebuah ilustrasi digital didominasi warna hijau, dengan tokoh utama seekor burung dan latar gunung serta pohon rimbun.

Setelah diklik rupanya itu gambaran Taman Nasional Lorentz, Papua yang tepat hari ini merayakan hari jadinya ke-22.

Tim mainmain.id sempat penasaran nih, kenapa kok taman nasional ini sampai jadi Google Doodle. Eits ternyata taman nasional ini bukan kaleng-kaleng guys. 

Taman Nasional Lorentz telah mendapatkan pengakuan dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Sebuah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan menjaga hingga mempromosikan kerjasama antarnegara. UNESCO menjadikan taman nasional ini terbesar se-Asia Tenggara pada 1997.

Nah, kekayaan yang dimiliki Taman Nasional Lorentz masih belum terjamah tangan-tangan jahil manusia loh. Taman ini sendiri luasnya mencapai 9.600 mil (sekitar 2,4 juta hektar) atau 5 kalinya Pulau Bali.

Taman ini terbentang dari puncak gunung bersalju hingga ke pesisir pantai yang jadi batas Laut Arafura. Itulah kenapa Taman Nasional Lorentz dinobatkan UNESCO sebagai taman nasional terbesar se-Asia Tenggara.

Dua tahun setelahnya, UNESCO kembali menyematkan 'title' baru untuk Taman Nasional Lorentz. Kali ini sebagai Situs Warisan Dunia.

Jika dari segi luas sudah bikin mata terbelalak, maka sekarang saatnya mengintip segi vegetasi. Hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lereng, hutan hujan bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, hingga lumut kerak semua ada di dalam Taman Nasional Lorentz. Banyak banget kan vegetasinya? 

Ekosistem di Taman Nasional Lorentz ini berada di ketinggian sekitar 0 – 4.884 meter dari permukaan laut. Spektrum ekosistemnya terbilang sangat lengkap, mulai dari ekosistem pesisir pantai sampai Pegunungan Alpin.

Selain itu, ada juga wisata alam panorama bentangan es di Puncak Cartenz yang berada di ketinggian 4.760 – 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lalu ada juga Danau Habema yang terletak di Distrik Palebaga. Danau ini terletak di ketinggian 3.000 mdpl dan jadi salah satu spot alam menarik di sana.

Google Doodle sengaja memajang gambar burung di ilustrasinya hari ini juga bukan tanpa alasan. Ternyata 100 persen burung yang hidup di Papua, 70 persennya bisa kamu jumpai di Taman Nasional Lorentz. Yang jadi ciri khas taman sejuta pesona ini adalah 2 jenis kasuari, cendrawasih ekor panjang, dan puyuh salju.

Satwa mamalia pun tak mau kalah, mereka juga hidup bahagia di Taman Nasional Lorentz. Antara lain babi duri moncong panjang dan moncong pendek, 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

Dikutip dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saking luasnya Taman Nasional Lorentz sampai masuk ke dalam 10 wilayah administrasi Kabupaten di Provinsi Papua. Wow? Masuk wilayah mana saja tuh? Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Jaya Wijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Ndua, dan Kabupaten Asmat.

Kawasan ini membentang di sepanjang gletser khatulistiwa di jajaran pegunungan tinggi Asia Tenggara. Puncak Jaya Wijaya dan Lembah Baliem yang terkenal itu juga masuk ke dalam kawasan TN Lorentz.

Saking luasnya wilayah Taman Nasional Lorentz, kawasan ini banyak didiami suku asli. Diperkirakan kebudayaan yang ada di kawasan ini sudah berumur sekitar 30.000 tahun. Suku yang tinggal di kawasan Taman Nasional Lorentz di antaranya Suku Nduga, Suku Dani, Suku Amungme, Suku Sempan, dan Suku Asmat.

Btw, kalian tahu gak kenapa dinamakan Taman Nasional Lorentz? Kok namanya kurang Indonesia banget ya? Kurang mewakili nama masyarakat Papua juga gak sih? 

Jadi begini, dilansir dari situs resmi Taman Nasional Lorentz, penamaan taman ini bermula dari ekspedisi yang dipimpin oleh Dr. H. A. Lorentz pada 1909. Dia merupakan seorang warga Belanda.

Satu dasawarsa setelah ekspedisi itu, Taman Nasional Lorentz mulai diakui secara resmi. Itu ditandai dengan ditetapkannya Monumen Alam Lorentz pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Lantas setelah Indonesia merdeka, pada 1978, pemerintah menetapkan Taman Nasional Lorentz sebagai Cagar Alam (Strict Nature Reserve). Hal itu berlanjut pada 1999 dengan didaftarkannnya TN Lorentz sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) dan pada 2003 menjadi Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks) melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks.

Sampai sini sudah tergiur untuk jadikan Taman Nasional Lorentz a must visit bucketlist?

Musim liburan penghujung tahun begini memang cocok untuk mengunjungi Lorentz. Kamu bisa mulai dari Timika. Dari sana, kalian bisa menggunakan pesawat perintis menuju Kabupaten Panilia, yang berada di bagian utara Taman Nasional Lorentz.

Setelahnya, kalian harus menempuh perjalanan melalui jalur laut menuju Pelabuhan Sawa Erma. Dari sana dan kemudian berjalan kaki ke beberapa lokasi.

Bisa juga kalian menggunakan jalur dari Kota Wamena. Dari kota ini kalian bisa menggunakan mobil ke Danau Habema yang ada di Taman Nasional Lorentz. Tapi, kalian harus dalam kondisi fit ya, sebab medan untuk menuju ke sana terbilang berat. Dan yang harus diwaspadai adalah serangan nyamuk malaria.

Ada banyak acara yang biasanya dikemas di Taman Nasional Lorentz. Misalnya pertunjukan kehidupan liar, pendakian Puncak Jaya yang disebut juga Carstensz Pyramid, serta atraksi budaya.

Salah satu atraksi budaya yang terkenal adalah Festival Lembah Baliem. Festival ini merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Yali. Dalam festival ini, kalian bisa melihat simulasi perang dan pertunjukan tarian khas suku mereka.

Festival ini diadakan setiap bulan Agustus dan biasanya bertepatan dengan perayaan Kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu, waktu berkunjung yang tepat di antaranya adalah saat adanya festival ini yaitu di bulan Agustus. Tapi gak masalah juga sih kalau ingin liburan pas akhir tahun begini. Pasti kalau kalian ke sana, spot-spot yang Instagramable sangat banyak.(*)

Artikel Terkait
Interest
Jangan Travelling sebelum Kamu Install 6 Aplikasi ini

Interest
Banyuwangi Tak Melulu Kawah Ijen, 5 Destinasi ini Juga Wajib Masuk Bucketlist-mu

Interest
8 Aktivitas Seru di Chinatown, Kawasan Sejarah Singapura yang Ramah Muslim