Spesial Hari Disabilitas Internasional
![]() |
Posted on December 3rd 2019 |
Rahmad Hidayat sedang menerobos batas. Pria 34 tahun ini ingin membuktikan bahwa olahraga selam bukan hanya untuk orang normal saja. Seorang tunadaksa seperti dirinya pun bisa melakukannya.
Rahmad mencuri perhatian kala tampil di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) selam finswimming Piala Gubernur Jawa Timur 2019, November lalu. Ia menjadi satu-satunya atlet disabilitas yang bertanding di ajang ini.
“Ini kejuaraan selam nomor kolam pertama yang saya ikuti. Sebelumnya, saya sering ikut kejuaraan selam nomor laut,” bilang Rahmad kepada Mainmain.id.
Tak ada rasa canggung, apalagi minder. Rahmad tetap percaya diri meski harus bersaing dengan atlet yang bertubuh normal. Baginya, kemampuan di dalam air lah yang menentukan siapa pemenangnya.
Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Rahmad mulai mengenal olahraga selam sejak 2017 lalu. Saat ini ia tergabung dengan sebuah klub selam di Cimahi. Rahmad berlatih dua kali sepekan. Tiap Sabtu dan Minggu di Brigif 15/Kujang II Kota Cimahi.
Berbagai kejuaraan selam laut pernah ia ikuti. Seperti event selam di kaki Suramadu, dan sebuah kejuaraan di Palu. Rahmad juga berhasil menyabet emas pada kejuaraan selam HUT Kota Cirebon ke-650 dan HUT TNI AL ke-74, September lalu.
“Saya sudah buktikan bahwa saya bisa. Orang disabilitas lain juga harus bisa. Baik pada nomor kolam maupun nomor laut,” ucapnya.
Ketertarikan Rahmad terhadap selam dilandasi alasan religi. “Ingin mengikuti sunah rasul,” katanya singkat. Kebetulan nomor selam yang ia geluti, yakni finswimming memang mirip dengan renang.
“Selain itu, saya juga ingin menguji mental. Saya berpikir, kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak bisa,” tuturnya.
Rahmad memang mendapat pendidikan agama yang kuat sejak kecil. Ia pernah menimba ilmu di dua pondok pesantren (ponpes) di Tasikmalaya, yakni Ponpes Al Huda Sariwangi, dan Ponpes Asy-Syafa'ah.
Selepas lulus dari kedua ponpes itu, Rahmad mengabdikan diri ke masyarakat dengan menjadi guru mengaji Alquran. Pendapatan yang ia terima pun tak tentu. Sebab, muridnya tidak diberi kewajiban untuk membayar.
“Mau dibayar atau tidak, tidak masalah. Saya hanya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapat di pesantren,” ungkapnya.
Rahmad membimbing murid-muridnya setiap Senin hingga Jumat. Sabtu dan Minggu ia khususkan untuk berlatih selam, atau mengikuti sebuah perlombaan. “Murid-murid tahu saya atlet selam. Alhamdulillah mereka turut bangga,” sebut Rahmad.
Hari ini, 3 Desember 2019, diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan akan persoalan tentang kehidupan penyandang disabilitas.
Juga untuk memberikan dukungan, serta meningkatkan martabat, hak, dan kesejahteraan kaum diasabilitas. Seperti yang sedang diperjuangkan Rahmad Hidayat. Ia berharap ada kolam selam khusus untuk disabilitas.
"Sebagai seorang disabilitas, saya ingin ada kolam selam khusus disabilitas. Saya ingin ingin diadakan pula kejuaraan untuk disabiltas. Baik di kolam atau di laut. Sebab olahraga selam bukan untuk yang normal saja. Yang disabilitas pun bisa,” tegasnya.(*)
Baca juga:
4 Penyandang Disabilitas ini Menginspirasi Dunia
Hebat! Tanpa Kaki, Mohamad Hikmat Bagikan Ilmu Naik Skateboard
Penyandang Disabilitas di Banyuwangi Unjuk Kemampuan Lewat Festival Kita Bisa