![]() |
Posted on November 22nd 2019 |
Visual Development Artist asal Indonesia, Griselda Sastrawinata kembali dipercaya untuk membuat kostum karakter film Disney (Kini Bisa). Ia membuat kostum yang dikenakan oleh Anna dalam 'Frozen 2' (We Heart It)
Setelah sempat menggarap Moana, kini Griselda Sastrawinata kembali terlibat dalam proyek film Disney 'Frozen 2'. Visual Development Artist itu menggarap desain kostum untuk Anna. Dilansir dari Vox, desain kostum Anna kali ini terbilang rumit. Sebab Anna sudah dewasa, sehingga Griselda pun harus memikirkan baju yang seperti apa yang cocok untuk karakter Anna versi dewasa itu.
Karena Griselda membuat desain kostum Anna versi dewasa, tentu ada perbedaan dari kostum Anna di Frozen pertama. Misalkan dia lebih memperhatikan siluet tubuh. Selain kudu memperhatikan karakter Anna yang dewasa, Griselda juga tak boleh mengabaikan latar belakang budaya film Frozen 2. Sebab, Disney selalu respect pada nilai budaya dari film yang digarapnya.
Detail kostum Anna dalam 'Frozen 2' (UHD)
Dalam merencanakan desain kostumnya Griselda berkiblat pada budaya Eropa. Ini karena, film Frozen berlatar belakang di Finlandia. Pakaian Anna pun merupakan pakaian tradisional Norwegia, Bunad. Yaitu gaun tradisional yang terbuat dari wol lalu dihiasi sulam-sulaman. Serta siluet pinggang yang diikat dan rok gaya A-Line penuh. Tokoh Anna pun merepresentasikan gadis Norwegia tahun 1840-1850an.
Salah satu contoh pakaian tradisional Norwegia, Bunad. (Pinterest)
Griselda pun membuat desain kostumnya selama berbulan-bulan. Proses untuk akhirnya deal dengan kostum Anna yang demikian rumit itu, memakan waktu hingga 122 kali pengulangan! Akhirnya tim pun menyetujui gaun A-line dan lonceng serta jubah ungu untuk dikenakan Anna.
Dalam pembuatan kostum, Griselda hanya fokus untuk Anna. Sedangkan kostumnya Elsa, dikerjakan oleh Brittney Lee. Brittney juga mengungkapkan kesulitannya mendesain gaun Elsa.
Salah satu gaun yang dikenakan Elsa dalam 'Frozen 2' (Disney)
“Banyak sekali detail yang harus diperhatikan, mulai dari bordirannya, manik, dan payetannya. Karena bekerja pada film animasi 3D ini harus detail,” kata Brittney. (*)