![]() |
Posted on September 25th 2019 |
Film 'Joker' yang akan dirilis pada 4 Oktober 2019 mendatang dianggap mengkhawatirkan oleh keluarga dan teman korban penembakan massal di Aurora, Colorado, Amerika Serikat, kok bisa?
Rupanya, pada 20 Juli 2012 silam, terjadi penembakan massal di Bioskop 'Century 16' yang berada di kota Aurora. Penembakan tersebut, terjadi saat tengah malam ketika film 'The Dark Knight Rises' -yang juga diproduksi oleh Warner Bros. Pictures- diputar.
Pelaku penembakan, James Eagan Holmes, melempar granat gas air mata dan melakukan penembakan secara acak menggunakan beberapa jenis senjata. Terhitung, ada 12 orang meninggal, dan 70 lainnya luka-luka.
Nah, karena sebentar lagi 'Joker' bakal tayang, para keluarga dan teman korban penembakan mengirim surat pada Warner Bros. Isinya, menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap perilisan film yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix tersebut.
Dilansir dari Variety, isi surat itu mengakui hak Warner Bros. untuk membuat film dan mengesahkan freedom of speech sekaligus ekspresi artistik. Namun, para penulis surat meminta Warner Bros. untuk mengambil langkah dalam gerakan kontrol senjata, termasuk mengharap mereka tidak memberi donasi pada kandidat politisi yang mengambil uang dari National Rifle Association (NRA).
"Kejahatan senjata di masyarakat kita adalah sebuah isu kritis, dan kami memberi simpati terdalam kami pada para korban dan keluarga yang mendapat dampak dari tragedi ini," kata Warner Bros. dalam statement-nya.
Mereka pun meyakinkan bahwa Warner Bros. memiliki sejarah panjang berdonasi pada berbagai korban kejahatan, termasuk penembakan massal Aurora. Mereka juga menyebut salah satu fungsi storytelling adalah untuk memicu percakapan yang sulit tentang isu-isu kompleks.
Film 'Joker' mengisahkan tentang Arthur Fleck yang ingin menjadi standup comedian. Namun, gangguan mentalnya semakin parah, dan akhirnya ia masuk dalam dunia kriminal. Ia mengajak orang-orang lain untuk ikut dalam aksi yang kejam dan menebarkan anarki.
Meski begitu, Todd Phillips, sutradara Joker, mengatakan film ini tidak membenarkan perilaku Joker. "Film ini memberi statement tentang kurangnya cinta, trauma masa kecil, dan kurangnya kasih sayang di dunia. Saya rasa orang-orang bisa menerima pesan itu," katanya.
Surat tersebut ditandatangani oleh Sandy dan Lonnie Phillips, pasangan yang kehilangan anaknya, Jessica Ghawi (24), Theresa Hoover, ibu dari Alexander J. Boik (18), Heather Dearmen, sepupu dari Ashley Moser yang kehilangan bayi di dalam perutnya sekaligus anak perempuan berusa 6 tahun, dan Tiina Coon, ibu dari seorang anak laki-laki yang menjadi saksi penembakan.