![]() |
Posted on March 31st 2023 |
Makanan instan sering menjadi pilihan praktis untuk berbuka maupun sahur bagi sebagian orang, khususnya para perantau yang tinggal di kos. Pasalnya, jenis makanan ini bisa diolah secara cepat sehingga dirasa cocok dimakan saat telat bangun sahur.
Meski begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih makanan instan. Pasalnya, jika tidak berhati-hati dalam memilih prodyk makanan instan, kesehatanmu bisa malah terganggu.
Dilansir dari Antara, pakar Nutrisi dari Universitas Indonesia, Widya Fadila, M.KM berbagai kiat-kiat untuk memilih makanan instan yang aman untuk dikonsumsi. Berikut beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum membeli stok makanan instan untuk sahur atau berbuka puasa.
- Periksa tanggal kadaluarsa
Hal pertama yang kerap luput dari perhatian banyak orang adalah pemeriksaan tanggal kadaluarsa atau expiry date.
“Terkadang ini hal utama yang sering dilupakan, ketika sampai rumah baru menyadari. Makanan yang sudah kadaluarsa tentu tidak baik karena kandungan gizi atau kimianya sudah berubah dan mengandung bakteri,” jelas Widya.
- Periksa label izin edar
Selain tanggal kadaluarsa, Widya menyebut label izin edar juga perlu diperhatikan. Memilih produk berlabel BPOM dapat menjamin keamanan kesehatan telah memenuhi standar yang ditentukan.
- Perhatikan kemasan produk
Setiap akan membeli sesuatu, selalu perhatikan kemasan makanan. Produk kemasan kaleng yang penyok dan berkarat dan kemasan plastik atau alumunium foil yang telah kempes perlu dihindari.
Widya menjelaskan, kemasan plastik dan kaleng yang telah rusak menandakan bahwa sudah ada udara dan bakteri yang masuk ke dalam produk sehingga terkontaminasi.
“Pada kemasan plastik atau alumunium foil biasanya dia menggelembung karena diisi dengan nitrogen, ini fungsinya untuk menjaga udara dari luar untuk masuk, kalau sudah kempes berarti sudah ada udara dan bakteri yang masuk,” kata dia.
Widya menambahkan, produk kemasan, terlebih yang mengandung protein dan gula, sangat rentan terkontaminasi bila kemasan telah rusak.
- Perhatikan komposisi dan kandungan gizi produk
Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah lebih bijak dalam memeriksa komposisi dan nutrisi yang terkandung dalam produk. Widya menganjurkan untuk menghindari produk mengandung perisa.
“Saya selalu tekankan hindari produk mengandung tambahan perisa makanan, bukan tidak boleh, namun bila dikonsumsi secara sering dan berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan,” jelas Widya.(*)
Foto: Pixabay