Sport

Pekerjaan Paling Sulit di Formula 1 Adalah Menjadi Prinsipal Tim Ferrari

Affan Fauzan

Posted on March 17th 2023

 

Pekerjaan Paling Sulit Di Formula 1 Adalah Menjadi Prinsipal Tim Ferrari

Dua jempol rasanya tidak cukup diberikan untuk seorang Frederic Vasseur, seorang mantan bos dan prinsipal tim Alfa Romeo yang berani melakukan pekerjaan paling sulit di Formula 1, yakni mengepalai tim merah legendaris, Ferrari.

Keputusan berani itu ia lakukan pasca Ferrari mengumumkan resign-nya tim prinsipal mereka sebelumnya, Mattia Binotto yang sudah cukup lama berada di tim kuda jingkrak. Pasca dipilihnya ia menjadi kepala tim, ia mengatakan untuk membenahi berbagai permasalahan Ferrari, diantaranya adalah mengurus internal dan problem strategi, yang menjadi bencana Ferrari di tahun-tahun sebelumnya.

Menempatkan Ravin Jain sebagai Kepala Strategi dan memindahkan Inaki Rueda ke area factory di Maranello adalah bukti pertamanya, ia cukup tegas daripada pendahulunya untuk memecat bawahannnya apabila performa mereka tidak meyakinkan. Pergantian itu cukup jitu, dimana strategi mereka di Bahrain cukup bagus dan menjadi tim tercepat yang melakukan pit stop.

Namun, badai masalah mulai datang di tim kuda jingkrak. Lagi-lagi Ferrari harus dihadapkan dengan permasalahan reliabilitas power unit yang harus menumbalkan Charles Leclerc di balapan pertamanya. Padahal dia berada di posisi strategis, yakni ketiga dan berpotensi meraih podium.

Ternyata, mobil Leclerc mengalami dua kali masalah Electronic Control Unit (ECU). Dan jatah penggunaan itu sudah dipakai di Bahrain pekan lalu. Itu membuatnya mendapatkan penalti 10- grid di GP Jeddah pekan ini.

Berbeda nasib dengan rekan setimnya, Carlos Sainz masih beruntung ia dapat menyelesaikan balapan di posisi keempat. Tetapi, ia juga mengalami masalah yang lain. Degradasi ban. Posisi tiga yang ia dapatkan dari Leclerc harus rela ia berikan ke Fernando Alonso agar ia dapat menyelesaikan balapan.

Pasca balapan di hari Minggu, ketegangan internal tim Ferrari mulai meningkat saat ada rumor kepala Aerodinamika David Sanchez memutuskan resign setelah lebih dari satu dekade berada dengan tim yang bermarkas di Maranello itu. Setelah periode berkebun- dia dikabarkan akan kembali bergabung dengan McLaren.

Berita ini kemudian diperparah dengan laporan bahwa para staf tidak suka dengan gaya kepemimpinannya dan mempertimbangkan untuk melakukan eksodis. Nama-nama lain seperti Laurent Mekies pun dikaitkan dengan pintu keluar Ferrari.

Permasalahan ini juga pernah dialami prinsipal tim sebelumnya dan mereka pada akhirnya punya nasib yang sama, harus pergi dari tim Ferrari.

Berbagai spekulasi itu ditanggapi secara ringkas dan blak-blakan oleh Vasseur. Pendekatan tersebut dinilai mengesankan, dan karakter itu disinyalir dapat menjadi pondasi pemimpin tim untuk mengubah raksasa yang telah lama mati menjadi penantang kejuaraan dunia.

“Di Ferrari, anda akan mendapatkan tekanan dari negara dan pihak pers, dan ini benar. Berbeda jika anda bandingkan dengan tim yang lain, jika anda melihat situasi hari ini,” ungkap Vasseur tentang tekanan dan ekspektasi.

Nampaknya Vasseur paham bagaimana cara menghandle pers dan tekanan di tim Ferrari. Baginya, permasalahan besar yang perlu diperbaiki adalah internal timnya sendiri. Meski harus membuat keputusan dengan mendepak bawahannya, ia juga menyebut jika memberi tekanan kepada rekan kerjanya akan membuat performa mereka tidak akan maksimal.

Kembali ke permasalahan mobil Ferrari, pria asal Perancis ini masih optimis tentang performa mobil SF-23, meskipun muncul permasalahan saat di Bahrain. Dengan masih tersisa 22 balapan musim ini, Vasseur cukup pede timnya dapat bersaing di perebutan gelar juara.

Sudah menjadi rahasia umum jika seseorang yang menjabat sebagai prinsipal tim Ferrari akan dihadapkan dengan tekanan tinggi, baik dari media, internal, penggemar tifosi, petinggi bahkan negaranya sendiri. Namun, untuk saat ini Fred Vasseur menunjukkan ia cukup layak berada di tahta tersebut untuk mengantar Ferrari ke jalan yang lebih baik.

Artikel Terkait
Sport
Gagal Lagi di GP Arab Saudi, Ferrari: Kami Tak Bisa Bohongi Diri Sendiri

Sport
Motor Satu-Satunya Charles Leclerc dari Bali

Sport
5 Fakta Menarik Menjelang Grand Prix Arab Saudi