Interest

Belajar Tanggap Tsunami di World Tsunami Awareness Day

Ferliansyah

Posted on November 5th 2018

Sudah seharusnya kita sebagai warga negara yang berada di kawasan cincin api tanggap bencana dari perut bumi. Nggak cuma melek sama persoalan gunung meletus, tapi juga melek sama masalah gempa bumi, dan kawan yang kerap menyertainya, tsunami.

Sebagai salah satu bencana alam yang berpotensi menimbulkan kerugian paling besar, edukasi dini terhadap tsunami nggak boleh dipandang sebelah mata. Apa lagi, pulau-pulau di negara kita ini semuanya berbatasan dengan laut. Sudah banyak kejadian tsunami yang berhasil meluhlantakkan berbagai wilayah Indonesia, seperti di Aceh (2004), Pangandaran (2006), dan yang paling baru, Palu-Donggala sebulan lalu.

Meski tak bisa dideteksi, demi mengurangi dampak tsunami, badan PBB bernama United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR), melakukan peringatan khusus penanggulangan tsunami setiap tanggal 5 November. Hari itu dikenal dengan World Tsunami Awareness Day. Tanggal yang juga dipilih untuk mengingat aksi heroik seorang petani dalam peristiwa tsunami Jepang tahun 1854 yang populer sebagai “Inamura-no-hi” atau “Pembakaran Daun Gandum”.

Di beberapa negara yang memiliki kawasan pesisir dan pernah mengalami dampak tsunami hebat, program edukasi tsunami telah dijalankan tak main-main. Tak perlu jauh-jauh membandingkan dengan Jepang. Negara tetangga kita, Malaysia, sudah melakukan emergency drills di sekolah-sekolah yang berada di kawasan pesisir. Bahkan di Thailand pun, kegiatan emergency drills juga telah melibatkan teman-teman difabel yang tinggal di lokasi rawan tsunami. Baik penyandang cacat, manula, hingga ibu hamil, telah tercatat dalam sebuah data dan mereka turut melakukan simulasi evakuasi.

Tsunamis are the most deadly and costly of disasters. They do not happen frequently but when they do, they can inflict great loss of life and enormous economic damage, ujar Mami Mizutori, Special Representative of The Secretary General For Disaster Risk Reduction.

Lantas, bagaimana ya dengan upaya mitigasi tsunami di Indonesia sendiri?

Selain terus melakukan riset dan inovasi teknologi, Indonesia juga terus melakukan sosialisasi kok. Bekerja sama dengan Indian Ocean Tsunami Information Center, pemerintah kita telah membuat video animasi mengenai cara tanggap terhadap gempa dan tsunami.vKampanye tersebut terangkum dalam aksi “Ayo Kita Siaga Tsunami”. Walau masih berupa sosialisasi pasif, langkah ini bisa dibilang cukup baik dari pada tidak ada sama sekali.

Peringatan World Tsunami Awareness Day seharusnya bisa menjadi momen agar kita jauh lebih aktif waspada dan mau meningkatkan pengetahuan tentang bencana yang selalu mengintai negara ini. Bagaimana menyelamatkan anggota keluarga kita, apa saja yang harus dibawa untuk kepentingan bertahan hidup di tengah bencana, ke mana harus menuju ketika tsunami diperkirakan tiba, bagaimana harus memberi kabar pada keluarga bahwa kita selamat, apa pentingnya mangrove bagi kawasan pesisir, dan masih banyak lagi. Sehingga, masyarakat bisa lebih paham terkait dengan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih luas akibat tsunami.

Tsunami dan semua bencana yang terjadi di muka bumi ini memang kehendak-Nya. Namun bukankah kita sebagai manusia dibekali akal untuk berpikir? Yuk, dipakai untuk belajar tanggap bencana. Happy World Tsunami Awareness Day!

Artikel Terkait
Interest
Jangan Panik! Begini Cara Menyelamatkan Diri Saat Gempa di Berbagai Kondisi

Interest
Waspada! BMKG: Tren Gempa Bumi Tahun Ini Meningkat

Entertainment
Makoto Shinkai Ungkap Inspirasi Dibalik Anime “Suzume”