![]() |
Posted on February 26th 2023 |
Masalah pemanasan global (global warming) semakin pelik. Dilansir Greenpeace Indonesia, pemanasan global rupanya juga berdampak pada salju yang terletak di puncak Pegunungan Jayawijaya. Menurut laman greenpeaceid, salju di puncak Pegunungan Jayawijaya, Carstensz Pyramid, terancam hilang.
Padahal, salju yang ada di Carstensz Pyramid tersebut digadang sebagai es abadi. Awalnya, area salju membentang dengan total luas 200km2. Namun hingga 2022, hanya tersisa 1 persen area dari tersebut, yakni 2km2. Mencairnya es ini tentu berpengaruh pada banyak elemen di sekitar area pegunungan.
Mencairnya es di puncak Carstensz akan berdampak pada naiknya permukaan air laut, hilangnya habitat flora dan fauna dan terancamnya identitas wilayah Papua, sebagai letak satu-satunya wilayah Indonesia yang punya hamparan salju.
Pemanasan global merupakan faktor awal dan utama penyusutan es tersebut. Namun, dampak lanjutan pencairan es juga mempercepat laju penyusutan, termasuk kenaikan suhu. Sekarang salju Pegunungan Jayawijaya turun sebagai air hujan, bukan membentuk hamparan es.
Pegunungan Jayawijaya merupakan area dataran tinggi paling terkenal di Indonesia. Pegunungan ini memiliki tinggi 4.884 mdpl dan membentang hingga Papua Nugini. Nah, es yang di puncak Carstensz dianggap sebagai sesuatu yang unik. Mengingat Indonesia merupakan negara yang terletak di garis Khatulistiwa dan memiliki iklim tropis.
Carstensz Pyramid dinamai berdasarkan orang Eropa pertama yang melihat gunung tersebut, Jan Carstensz. Dia pertama kali melihat Puncak Jaya dalam perjalanan berlayar pada tahun 1623. Orang Eropa lainnya tak mempercayai penampakannya, karena Carstensz mengklaim bahwa Puncak Jaya ditutupi dengan gletser dan salju.
Baca Juga: Studi Kaitkan Bahaya Iklim dengan 58 Persen Penyakit Menular Pada Manusia
Jayawijaya juga menjadi incaran para pendaki gunung. Bukan hanya dari Indonesia, melainkan juga negara lain. Karena pegunungan ini termasuk dalam jajaran Seven Summit yang sangat fenomenal.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyebut bahwa salju di puncak Carstenz tak akan bertahan lama. Menurut kepala BMKG Dwikorita Karnawaiton jika peningkatan suhu terus berlanjut dan tak ada penanganan signifikan untuk perubahan iklim makan tahun 2025 es di Carstensz akan lenyap.
Dengan begitu, Carstenz akan menyusul puncak lain dari Pegunungan Jayawijaya yang telah kehilangan lapisan esnya terlebih dahulu. Salah satunya adalah Puncak Trikora yang telah kehilangan lapisan esnya antara tahun 1936 dan 1962. (*)
Foto: Pixabay