![]() |
Posted on January 16th 2023 |
Buat kalian para warga Twitter, pasti sudah kenal dong dengan Zen Aji. Yup, musisi satu ini belakangan jadi viral banget karena karya-karyanya yang dinilai warganet agak di luar nalar. Buat kalian yang belum dengar karya-karya Zen, coba dengar dulu deh biar paham.
Zen sebagai musisi yang baru memulai karer belakangan ini ramai diperbincangkan karena karyanya yang dinilai gak sesuai dengan tatanan lagu pada umumnya. Musik ke mana, vokal ke mana. Lagu-lagu Zen disebut sebagai “lagu voice note WhatsApp” karena musik dan vokalnya kurang padu. Banyak banget warganet yang yakin Zen ini sebenarnya punya potensi karena lirik lagunya (yang semuanya berbahasa Inggris) itu lumayan puitis dan iringan musiknya menarik, tapi perlu lebih banyak… latihan vokal.
Beberapa warganet terlihat melontarkan kalimat “pujian” pada Zen. Kalimat yang paling menarik perhatian warga Twitter adala “underrated artist you should hear at least once in a lifetime.” Intinya Zen ini direkomendasikan sebagai artis yang setidaknya harus kalian dengar sekali seumur hidup deh. Ada juga yang berkata ia memilih Zen daripada Zayn Malik.
(Gambar: Twitter @MUSIKMENFESS)
(Gambar: Twitter @MUSIKMENFESS)
Kalau kita perhatikan, pola komentar seperti itu banyak banget ditujukan ke Zen. Kalau kita lihat tanpa konteks apa pun, tentu komentar tersebut adalah pujian. Kalau ada orang yang merekomendasikan satu artis yang wajib didengar, tentu hal tersebut adalah pujian buat artis itu. Namun, di kasus penyanyi penggemar Pamungkas ini, komentar tersebut adalah backhanded compliment.
Backhanded compliment adalah pujian yang sebenarnya adalah ejekan. Menurut Merriam-Webster, pujian jenis ini adalah pujian yang tujuannya bukan memuji. Kalau menurut Cambrdige, pujian jenis ini adalah perkataan baik yang ditujukan pada seseorang, tetapi bisa menjadi sebuah hinaan juga.
Contohnya begini. “Wow, kamu berani banget pakai baju model itu,” di konteks kita tahu orang tersebut lagi mengkritik baju kita. Bisa juga kalimat yang sering kita temui, “Duh, kamu bakal cakep banget kalau lebih kurus/rambut gak warna-warni/ lebih gemuk/dan lain-lain,” di konteks kita tahu bahwa orang tersebut kurang suka dengan penampilan kita saat ini. Semuanya adalah kalimat pujian, tapi tujuan aslinya adalah mengkritik kita.
(Gambar: @shitegoblin)
Baca juga: Now Playing Festival 2023 Akan Hadir Dua Kali, Ada Yura Yunita sampai Vierratale
Nah, di kasus Zen, backhanded compliment-nya seperti merekomendasikan Zen sebagai artis underrated yang harus didengar, lebih memilih Zen daripada artis lain, sampai menyebutnya sebagai line up sebuah konser. Semuanya seakan-akan menunjukkan kemampuan Zen yang oke banget sebagai musisi, tapi jelas tujuannya bukan itu.
Meski banyak diejek oleh warganet, Zen sama sekali gak merilis pernyataan negatif lho. Di media sosialnya ia justru membagikan momen saat ia diwawancarai media. Ia juga baru aja membagikan story berisi capture akun Spotify miliknya yang kini memiliki lebih dari 50.000 monthly listeners, padahal sebelum viral hanya sekitar 66.
Yup, warganet berjasa atas peningkatan jumlah pendengar bulanan tersebut tentunya. Bahkan Hindia sampai meminta Zen buat merilis lagu baru karena lonjakan pendengar tersebut (hayo, apakah ini masuk backhanded compliment?) (*)
Gambar: Instagram @zenaji