![]() |
Posted on January 14th 2023 |
Tampilan desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan di wilayah perkotaan gagasan dari tim mahasiswa ITS.
Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan. Gagasan ini muncul karena keprihatinan mereka terhadap besarnya konsumsi energi di ruang publik yang tidak hanya membuat biaya operasional membengkak, tetapi juga meningkatkan emisi karbon.
Berbagai permasalahan tersebut dapat terjadi akibat desain ruang publik yang tidak ramah lingkungan, sehingga banyak energi yang terbuang. Misalnya saja pada penggunaan listrik dan air.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim mahasiswa yang diketuai oleh Ailsashofa Alfadhila ini pun menggagas desain ruang publik yang menerapkan teknologi tepat guna Piezoelectric Energy dan Payung Pintar. Desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan ini dapat menghasilkan energi bersih secara mandiri.
“Piezoelectric Energy akan dipasang di lantai, sedangkan Payung Pintar akan dibangun di atasnya,” jelas Ailsa ini seperti dilansir dari laman resmi ITS.
Tim PKM VGK ITS yang terdiri dari Ailsashofa Alfadhila, Retno Dewi Handayani, Fauziyah Nurul Afa, Azkia Laila Azra, dan Izaaz Abdul Harits.
Dia menjelaskan, Piezoelectric Energy memiliki prinsip tekanan energi kinetik berupa pijakan manusia saat berjalan maupun berlari. Tekanan yang diberikan kepada lantai lantas diubah menjadi listrik. Desain Payung Pintar juga dirancang dengan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Mahasiswa angkatan 2019 itu menambahkan semua listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk operasional ruang publik. Di antaranya adalah untuk penerangan ruang terbuka, stasiun pengisian baterai gawai, hingga papan penunjuk jalan. Selain itu, desain payung yang cekung bisa berfungsi sebagai alat tadah hujan untuk menyiram tanaman.
Jenis tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman yang dapat menyerap emisi karbon. Mahasiswa kelahiran 2001 ini mengatakan, tanaman yang ditanam adalah lidah mertua yang dapat menyerap 46,7 persen gas polutan dan bunga lili sebanyak 25 persen gas karbondioksida.
Dengan berbagai penerapan teknologi yang ada, desain unik dan futuristik tersebut berpotensi menarik perhatian masyarakat perkotaan untuk berkumpul dalam ruang publik. Interaksi tersebut berpotensi menghidupkan nilai keberlanjutan sosial budaya yang semakin terkikis di kawasan perkotaan. Di samping itu, masyarakat dapat turut berperan langsung dalam menghasilkan energi bersih.
Melalui inovasi ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori Video Gagasan Konstruktif (VGK) ITS ini telah berhasil meraih medali perunggu dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 lalu. Selain Ailsa, tim ini juga digawangi oleh Retno Dewi Handayani, Fauziyah Nurul Afa, Azkia Laila Azra, dan Izaaz Abdul Harits. Ailsa berharap inovasi timnya dapat membentuk kota masa depan, di mana masyarakat dapat berperan aktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan.
Foto: Laman ITS