Current Issues

Lato-lato Viral di Indonesia, Ternyata Permainan Ini Berasal Dari...

Sastia Ainun Ningdyah

Posted on December 29th 2022

Lato-lato menjadi salah satu permainan anak yang sedang viral di berbagai media sosial. Bahkan, telah beredar video di berbagai media jika Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sedang adu mekanik bermaian lato-lato atau sering disebut nok-nok.

Dalam rekaman itu, terlihat Gubernur Ridwan Kamil sedang berada di Pasar Subang bersama Presiden Jokowi dalam sebuah momen kunjungan. Video ini juga diunggah di akun Instagram resmi milik Ridwan Kamil.

Memang, akhir-akhir ini Tanah Air sedang digempur dengan permainan jadul bernama lato-lato. Bahkan, menjadi trending topic di Twitter. Beredar pula video salah seorang anak di Negara Arab sedang memainkan permainan itu.

Permainan ini menuntut kita agar lebih terampil agar dua bola yang terikat tali bisa saling beradu sehingga muncul bunyi pletak-pletok. Tak hanya anak-anak, permainan ini juga candu bagi kalangan dewasa. Sebab, permainan sederhana ini bisa dimainkan sendiri alias tidak butuh banyak orang.

Hal ini membuat lato-lato jadi pilihan untuk mengisi waktu senggang. Selain itu, suaranya yang unik dan khas ketika kedua bola yang saling beradu membuatnya begitu disukai dan ingin dimainkan terus menerus.

Nama lato-lato berasal dari bahasa Bugis. Kemudian, nama itu berubah sesuai dengan daerah masing-masing. Seperti Makassar yang menyebutnya sebagai katto-katto, Jawa Timur dan Tengah menyebutnya etek-etek, sedangkan Jawa Barat menyebutnya sebagai nok-nok.

Tapi siapa sangka, meskipun mainan anak ini menyebar ke berbagai daerah, ternyata bukan berasal dari Indonesia. Namun, tahukah kamu bahwa lato-lato sebenarnya tidak berasal dari Indonesia, melainkan AS?

Dilansir Toynfo.com, di AS permainan ini sendiri dinamai sebagai clackers. Menariknya, permainan ini juga memiliki banyak nama seperti di Indonesia. Tak berbeda jauh dengan di AS, untuk memainkan clackers mereka harus mengayunkan kedua bola tersebut dengan menggunakan jari, agar saling beradu.

Di sinilah sensasi permainan itu muncul, yaitu ketika kedua bola yang saling beradu tersebut menimbulkan suara khas dan unik. Clackers muncul pertama kali pada 1960-an, yang kemudian mulai populer pada tahun 1970-an. (*)

Foto: Suara

Artikel Terkait
Current Issues
Pelaku Parodi Lagu Indonesia Raya Bocah WNI! Pentingnya Nasionalisme Kaum Muda

Current Issues
Fenomena Wanita Selalu Salah Baca Maps, Begini Kata Ahli

Current Issues
Tak Hanya Bikin Jauh Dari Gadget, Lato-lato juga Bisa Asah Keterampilan Motorik