Sport

Menilik Rekam Jejak Luis De La Fuente, Pelatih Anyar Spanyol

Louise Dewangga

Posted on December 9th 2022

 

Spanyol dalam ajang Piala Dunia 2022 Qatar digadang-gadang bakal menjadi pesaing berat dalam perburuan trofi Piala Dunia. Bukan tanpa sebab, kemampuan skuad yang dibawa Luis Enrique pada perhelatan ini begitu segar dan merata. Muka-muka lama seperti kiper andalan Manchester United, David De Gea tak diangkut ke Qatar. Begitu juga dengan salah satu bek veteran dengan sarat pengalaman, Sergio Ramos juga tidak mereka bawa.

Meskipun begitu performa skuad La Furia Roja, julukan timnas Spanyol, tampil mengesankan dan membukukan beberapa catatan mentereng. Pada laga melawan Kosta Rika, skuad asuhan Luis Enrique berhasil mencatatkan rekor sebagai tim dengan jumlah passing terbanyak. Permainan mereka juga begitu enak untuk dilihat.

Beberapa skenario mereka bentuk demi terciptanya langkah untuk menambah satu bintang pada jersei La Furia Roja. Salah satunya adalah menghindari lawan berat pada fase gugur Piala Dunia Qatar 2022. Pada laga terakhir timnas Spanyol pun harus kalah dengan Jepang. Kepastian ini membuat mereka menduduki peringkat kedua grup E dan akan bertemu Maroko yang menyandang status sebagai juara grup F.

Alih-alih menjadi juara grup E dan bertemu Kroasia yang sebagai peringkat kedua grup F. Di atas kertas Kroasia memang lebih menyeramkan ketimbang Maroko. Secara tidak langsung apa yang dilakukan Spanyol adalah bagian dari rencana besar mereka.

Sayang, kehendak olahraga sepak bola memang tidak bisa dipaksa untuk menggulirkan bola kemana kita suka. Begitu juga dengan La Furia Roja, mereka harus terhenti di tangan Maroko pada babak adu penalti. Dalam catatan statistik laga tersebut Spanyol unggul segalanya atas Maroko.

Tapi tujuan sepak bola bukanlah untuk memperindah kertas statistik melainkan mencetak gol sebanyak mungkin. La Furia Roja gagal mengamini apa maksud dari permainan sepak bola itu sendiri.

Mereka pun pulang ke Spanyol dengan berbagai kecaman. Luis Enrique pun mengundurkan diri dari kursi kepelatihan. Nama Luis De La Fuente naik kepermukaan dan melanjutkan tongkat estafet kursi kepelatihan timnas Spanyol. Bagi beberapa orang mungkin nama pelatih baru ini mungkin masih asing.

Namun jika kita menilik rekam jejaknya De La Fuente termasuk dalam pemain besar pada awal 1980-an. Ia tergabung dalam skuad emas Athletic Club. Di bawah asuhan Javier Clemente ia disulap menjadi bek kiri dan berhasil membawa Athletic Club menjadi jawara liga pada musim 1982 dan 1984.

Ia lalu gantung sepatu pada musim 1994. Nama De La Fuente dalam dunia kepelatihan cukup gemilang.  Menangani timnas Spanyol kelompok umur beberapa piala berhasil ia persembahkan. Pada tahun 2015 ia sukses persembahkan trofi Piala Eropa ketika menukangi Spanyol U-19. Nama Unai Simon dan Marco Acsensio adalah salah dua dari pemain kunci skuad La Furia Roja muda.

Satu tahun berselang, bersama Spanyol U-23 ia kembali mempersembahkan trofi Piala Eropa. Hingga paling baru De La Fuente sukses membawa timnas sepak bola Spanyol menyabet medali perak pada Olimpiade Tokyo 2020.

Jika merujuk pada gaya bermain De La Fuente yang mengandalkan penguasaan bola, maka ini bukanlah sebuah perombakan besar bagi timnas Spanyol. Kini saatnya De La Fuente meramu strategi guna menyulap timnas Spanyol kembali mematikan di daratan Eropa.(*)

Foto: Marca, Uefa, Football Espana

Artikel Terkait
Sport
Senegal Dua Kali Lolos Babak Grup Piala Dunia Berkat Aliou Cisse

Sport
Kejutan di Piala Dunia 2022 itu Bernama Maroko

Sport
Rekam Jejak Pertemuan Inggris vs Prancis di Piala Dunia