Sport

Mengapresiasi Timnas Iran di Piala Dunia Qatar 2022

Louise Dewangga

Posted on November 30th 2022

Piala Dunia 2022 Qatar sudah memasuki fase-fase krusial. Laga hidup dan mati pun tersaji. Keberlangsungan nyawa mereka dalam ajang bergengsi ini dipertaruhkan. Pilihan para kontestan hanyalah dua, menang atau pulang. Piala Dunia 2022 Qatar alih-alih akan berjalan membosankan, ternyata beragam kejutan hadir. Tim-tim non unggulan beberapa yang moncer. Salah satunya adalah perwakilan dari dataran Asia, Iran.

Datang ke Qatar, setelah berhasil memuncaki klasmen kualifikasi Piala Dunia 2022 putaran ketiga di atas Korea Selatan. Pada ajang Piala Dunia 2022 Qatar, Iran yang masuk dalam grup B bersama Inggris, Amerika, dan Wales.

Perwakilan Asia memang terkenal menjadi bulan-bulanan Piala Dunia. Alih-alih demikian Iran justru berpeluang lolos dari grup neraka dengan sarat unsur politik. Kepastian tersebut mereka dapat setelah berhasil menang pada gim kedua atas Wales dengan skor 2-0.

Laga terakhir pada babak grup Iran berhadapan dengan Amerika Serikat. Sejatinya Iran pernah menaklukan Amerika Serikat pada edisi Piala Dunia 1998. Laga antara Iran dan Amerika Serikat bukan hanya panas di lapangan saja. Sayang pada edisi Piala Dunia 2022 Qatar, Iran harus tersingkir karena gol Christian Pulisic salah satu gelandang serang Amerika Serikat merobek jala Alireza Beiranvand kiper Iran.

Sejatinya Iran datang ke Piala Dunia Qatar 2022 bukan hanya bermain sepak bola saja. Beberapa intrik-intrik filantropi mereka bawa hingga rumput hijau. Jauh di negaranya, Republik Islam Iran sedang mengalami gejolak politik sejak September lalu. Gelombang protes anti-pemerintah besar-besaran sedang pecah di sana. Pemicunya adalah kematian seorang perempuan yang ditahan oleh polisi moral Iran karena diduga melanggar aturan hijab yang ketat. Nama perempuan berumur 22 tahun tersebut adalah Mahsa Amiri.

Apa yang timnas Iran tinggalkan dalam Piala Dunia 2022 Qatar bukan hanya mengenai permainan tak kenal lelahnya saja. Melainkan juga semangat dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran dan kesetaraan. Timnas Iran pada laga kontra Inggris menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan mereka.

Ritus menyanyikan lagu kebangsaan sebelum memulai laga adalah sebuah ritus sakral bagi para pesepakbola. Banyak pemain yang sampai berkaca-kaca dan menangis. Alih-alih melakukan hal tersebut, Timnas Iran justru bungkam dan tak satupun membuka mulut untuk melengkapi melodi lagu kebangsaan yang ditulis oleh Sa’ed Bagheri biar semakin hidup. Beberapa penggemar Iran yang hadir di stadion pun membentangkan bendera Iran dengan tulisan “Women Life Freedom”.

Perjalanan Iran memang sudah berakhir. Apa yang ditinggalkan Iran dalam Piala Dunia Qatar 2022 akan selalu diingat. Menjadi bukti bahwa sepak bola selalu membawa hal-hal baik dalam setiap tiang-tiang kehidupan.(*)

Foto: Goal.com, TheGuardian, DW.com

Artikel Terkait
Sport
Olivier Giroud Jadi Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Masa di Prancis

Sport
Tuah Kroasia Dalam Urusan Adu Penalti

Sport
Prancis dan Argentina Berburu Bintang Ketiga di Piala Dunia