![]() |
Posted on November 24th 2022 |
Timnas Jepang sejak Piala Dunia 1998 hingga Piala Dunia 2022 tidak pernah absen untuk ikut serta dalam ajang bergengsi empat tahunan, Piala Dunia. Keikutsertaannya juga bukan hanya sebagai pelengkap tim pada grup saja. Beberapa kali mereka juga membuat ramai jagat sepak bola lewat permainan mereka.
Pada edisi Piala Dunia 2018, Jepang berhasil lolos dari grup H yang dihuni Kolombia, Senegal, dan Polandia dengan status sebagai peringkat kedua di bawah Kolombia. Sayang langkah mereka saat itu harus disudahi oleh skuad emas Belgia. Jepang yang berhasil. Baru-baru ini skuad asuhan Hajime Moriyasu berhasil membungkam raksasa Eropa, Jerman dengan skor 2-1.
Ada yang unik ketika Jepang mengikuti perhelatan Piala Dunia. Selepas laga skuad Samurai Biru (sebutan timnas Jepang) selalu meninggalkan ruang ganti dengan keadaan bersih dan rapi seperti ketika mereka masuk hendak memulai laga.
Meskipun mereka harus menelan pil pahit kekalahan, tetap Jepang meninggalkan ruang ganti dengan keadaan seperti semula. Suporter Timnas Jepang yang hadir pun kerap kali melakukan hal serupa di tribunnya. Selepas laga mereka juga membersihkan sampah yang berserakan.
Seperti Hadis riwayat Ahmad, Muslim dan Tirmidzi “Kebersihan sebagian daripada iman” benar-benar dipegang teguh oleh Jepang. Jauh dari Qatar, di negara Jepang ternyata masyarakatnya benar-benar menerapkan hal yang sama. Kepedulian mereka mengenai kebersihan di lingkungan patut untuk diacungi jempol.
Melalui hal-hal kecil mereka seperti melepas sepatu ketika hendak masuk ke rumah, mengganti sepatu ketika hendak masuk ke ruang kelas adalah contoh sederhana dari kebersihan sebagian daripada iman ala negeri matahari terbit.
Kesadaran akan mengenai kebersihan begitu tinggi di Jepang. Ketika pagi beberapa pekerja membersihkan jalanan di sekitar tempat kerjanya. Lingkungan sekitar juga sering mengadakan acara pembersihan jalan secara teratur.
Sadar akan kebersihan memang begitu penting. Apalagi dalam sepak bola kita (Indonesia) masih begitu minim mengenai hal tersebut. Mencontoh tradisi bersih-bersih ala Jepang bukanlah langkah yang jelek-jelek amat bagi klub-klub Liga 1. Karena sepak bola bukan hanya mengenai apa yang terjadi di lapangan dan tidak selesai sampai 90 menit saja.(*)
Foto: Espn, Mothership