![]() |
Posted on November 22nd 2022 |
Indonesia baru saja dihebohkan dengan perundungan di salah satu SMP di Kecamatan Ujungberung, Bandung. Jadi salah satu siswa SMP di-bully dengan cara ditendang kepalanya oleh temannya sendiri. Meski korban sempat dipakaikan helm, tetap saja korban pingsan akibat tendangan yang sangat keras. Korban pun dilarikan ke rumah sakit.
Perundungan memang tidak dibenarkan, namun peluang untuk terjadi, tetap saja ada. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika di-bully oleh teman satu kelas?
1. Permalukan Pelaku Dengan Kata-Kata Motivasi
Mungkin langkah perama ini akan terlihat dan terasa aneh nan membingungkan. Oke akan MainMain jelaskan disini. Jadi maksud dari cara ini adalah ketika sedang di-bully balaslah dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya motivasional.
Contoh, “eh kamu daripada bully aku mendingan teriak-teriak atau pukul-pukul tembok saja.” Atau mungkin, “daripada bully aku mendingan kamu makan bakso sana, nanti aku deh yang bayarin.”
Atau kalau mau satu tingkat yang lebih “menusuk,” kamu bisa menberkata, “apakah orang tua kamu membesarkanmu untuk ngejahatin teman? Simpel, menusuk, dan mungkin bisa membuatnya mengurungkan niatnya.
2. Membela Diri
Nah apabila dengan kata-kata gak mempan dan bully-nya sudah sangat menyakiti fisik, maka langsung kamu lakukan pembelaan diri. Atau dengan kata lain kiya menangkis atau membalas bully-nya.
Tapi jangan keliru guys. Bukan kita membalas untuk berantem dengannya. Namun lebih untuk menangkal seluruh serangan fisik yang sedang dilancarkan. Di dalam pelajaran ilmu beladiri seperti silat atau karate, konsep inilah yang sangat ditekankan.
3. Berteriak Sekencang Mungkin
Kamu yang sudah atau bahkan sering nonton film Home Alone 2: Lost in New York (1992), pastinya masih ingat dengan adegan Kevin McCallister (Macaulay Culkin) yang berteriak kencang itu.
Ya di dalam adegannya, Kevin berteriak di luar jalan toko mainan yang baru ia kunjungi setelah melihat kedua penjahat film pertamanya muncul lagi di hadapannya. Dan ketika Kevin berteriak, kedua penjahatnya, Harry (Joe Pesci) dan Marv (Daniel Stern) langsung panik dan gak jadi berbuat jahat kepadanya.
Nah adegan ini mungkin boleh kita praktekkan ketika sedang di-bully atau baru mau di-bully. Langsung saja kita teriak sekencang mungkin atau bahkan sampai histeris
MainMain yakin pasti nantinya kelas sebelah dan bahkan satu sekolah akan langsung penasaran dan keluar dari kelas. Nantinya ketika ini terjadi, pasti yang sedang mem-bully kita akan langsung menghentikan aksinya.
Memang nanti ujung-ujungnya, kita akan kena tegur juga oleh guru atau bahkan kepala sekolah. Tapi kita tetap bisa memberikan penjelasannya bukan?
4. Diamkan Saja
Sebenarnya poin ini gak terlalu disarankan. Logikanya masa iya sudah di-bully secara fisik kita diam saja? Tapi coba deh kamu perhatikan siswa yang di-bully di Bandung itu. Dia diam saja bukan?
Memang sih, bisa saja ia diam karena takut dengan teman yang mem-bully. Tapi bisa juga ia paham dengan konsep dari poin ini. Yang mana, apabila kita diam dan tidak membalas, biasanya teman yang mem-bully lama-kelamaan akan capek dan malas sendiri.
Bahkan, bisa saja nantinya teman-teman kelas lain akan menjadi iba dan akhirnya membantu kita untuk menghadapi si pem-bully.
5. Adukan ke Orang Tua
MainMain memang sengaja tempatkan poin ini di posisi akhir. Karena MainMain sendiri paham dan pernah mengalami. Spesifiknya apabila kita mengadukan aksi bully yang kita alami ke orang tua, kita akan kian di-bully dengan ejekan seperti: “Tukang pengaduan” atau “Anak mami banget.”
Tapi coba kamu rubah deh pola pikir yang sudah kuno itu. Dan kini masukkan pola pikir: Mengadu bukan berarti lemah atau sesuatu yang bikin malu. Justru dengan mengadu ke orang tua, kakak, om, atau orang dewasa lainnya, kans bagi kamu untuk bisa di-bully lagi akan kian menipis.
Selain itu ketika kamu mengadu, pastinya perasaan atau seluruh unek-unek di dalam hati akan bisa tertumpahkan dengan sangat lega. Oke deh guys. Semoga seluruh tipsnya bermanfaat.
Gambar: EduCenter