Interest

Studi Ungkap Cara Deteksi Gangguan Makan Agar Bisa Ditangani Lebih Awal

Dwiwa

Posted on November 11th 2022

Kasus gangguan makan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebuah studi baru mengungkap adanya kemungkinan untuk mengidentifikasi kasus gangguan makan lebih awal. Hal ini akan memungkinkan pasien untuk menerima dukungan lebih cepat.

Dilansir CNN, para peneliti menganalisis data kesehatan warga Ontario, Kanada. Yakni mereka yang berusia 13 tahun ke atas. Menurut penelitian yang diterbitkan Selasa, 8 November 2022 di JAMA Network Open, tim peneliti melacak kadar elektrolit peserta hingga mulai 2008 hingga 2020. P   eneliti mencatat berapa banyak yang didiagnosis dengan gangguan makan.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang mengalami ketidaknormalan elektrolit dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan makan dibanding yang tidak. Sedangkan orang-orang dengan ketidaknormalan lima kali lipat, lebih mungkin untuk didiagnosis dengan masalah tersebut.

Dr. Jason Nagata, asisten profesor pediatri di Universitas California, San Fransisco mengatakan elektrolit, yakni mineral penting seperti kalium, fosfat dan magnesium, bisa berkurang karena dehidrasi, diet ketat, muntah dan penggunaan obat pencahar, yang semuanya mungkin merupakan gejala gangguan makan. Nagata tidak terlibat dalam penelitian ini

Pola makan yang tidak teratur sering muncul jauh sebelum seseorang didiagnosis. Itulah mengapa para peneliti berhipotesis bahwa kadar elektrolit mungkin merupakan indikator yang baik tentang siapa yang mungkin mengalami gangguan makan. 

“Penelitian ini meningkatkan kewaspadaan bahwa kelainan elektrolit mungkin merupakan tanda bahaya untuk skrining lebih awal ke dalam perjalanan gangguan makan daripada yang mungkin kita pikirkan,” kata Dr. Sydney Hartman-Munick, asisten profesor pediatri di University of Massachusetts Chan Medical School. Hartman-Munick tidak terlibat dalam penelitian ini.

“Kami tahu bahwa skrining, diagnosis, dan pengobatan yang tepat waktu memprediksi prognosis yang lebih baik untuk pasien dengan gangguan makan, dan penelitian ini memperkenalkan gagasan bahwa kelainan elektrolit mungkin merupakan tanda bahaya yang dapat mengarah pada evaluasi lebih lanjut, terutama dalam pengaturan perawatan primer,” tambah Hartman Munik.

Nagata mengatakan tingkat elektrolit yang tidak normal dapat mengancam jiwa. Sebuah studi baru-baru ini bahkan mengungkap sejak musim semi 2020 hingga musim semi 2021, jumlah rawat inap akibat gangguan makan pada orang dewasa muda dan remaja meningkat sekitar dua kali lipat.

“Masih banyak yang belum kita ketahui tentang metode terbaik untuk pencegahan dan deteksi dini gangguan makan, dan studi ini menawarkan wawasan baru untuk studi masa depan di bidang ini,” kata Hartman-Munick. (*)

 

Foto: Pixabay

Artikel Terkait
Interest
Demi Lovato Curhat Soal Gangguan Makan dan Diet Ekstrim

Interest
3 Jenis Gangguan Makan Ini Kerap Dialami Remaja, Ada yang Mengalami?

Entertainment
Demi Lovato Sebut “Memuji” Orang yang Terlihat Tubuhnya Kurusan Bisa Jadi Toxic