![]() |
Posted on August 29th 2022 |
Pernah gak sih kalian notice diri kalian atau orang lain, saat bicara tentang perasaan mereka, langsung otomatis ganti ke bahasa selain bahasa Indonesia? Entah itu bahasa Inggris, Korea, atau bahasa lain yang mereka mampu.
Kebiasaan ini ternyata ada istilahnya lho yaitu code-switching. Intinya saat kamu fasih akan lebih dari satu bahasa dan kamu mengubah bahasa untuk menyesuaikan konteks tertentu, itu namanya code-switching.
Fenomena code-switching ini sudah pernah diteliti oleh Williams et al. (2020). Mereka menemukan fenomena code-switching ini terjadi pada anak-anak Chinese-American yang tinggal di Amerika Serikat. Penelitian tersebut menemukan bahwa saat ada pencetus emosi terutama yang negatif, seseorang akan terdorong melakukan code-switching.
Bukan hanya satu penelitian aja yang menemukan hasil menarik seperti itu. Seperti yang dilansir OpenLearn, hasil serupa juga ditemukan di orang dewasa yang berasal dari Libya dan pindah ke Britania Raya. Mereka cenderung melakukan code-switching ketika membicarakan hal-hal terkait perasaan mereka. Kalau lagi bicara tentang hal-hal yang gak menyinggung perasaan, mereka tetap memakai bahasa utama mereka yaitu bahasa Arab.
Baca juga: 5 Cara Mengekspresikan Emosi saat Bingung dengan Perasaan Sendiri
Nah, kenapa sih code-switching ini bisa terjadi? Ada beberapa kemungkinan yaitu saat seseorang tinggal di lingkungan yang gak terbiasa mengungkapkan perasaan, bahasa kedua jadi jalan mereka untuk mengungkapkan perasaan. Kita tahu kalau di Indonesia sendiri, bicara tentang perasaan bukan hal yang banyak dilakukan.
Seorang psikiater bernama dokter Zulvia Syarif melalui video TikTok juga menyebut bahwa saat kita bicara tentang emosi, kita akan merasa rapuh, jadi menggunakan bahasa kedua adalah upaya buat melapisi sisi rapuh kita itu.
Baca juga: 5 Langkah Validasi Emosi, Hal Dasar untuk Mengatur Perasaan Sendiri
Kemungkinan lain adalah bahasa utama kita gak bisa menggambarkan perasaan kita secara akurat. Kalau kita bandingkan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kosa kata bahasa Inggris tentang perasaan jauh lebih luas.
Nah, itu dia kenapa kita cenderung memakai bahasa asing saat menceritakan cerita yang emosional. Kalau kamu sering melakukan ini, kamu gak sendiri kok~
Gambar: Storyset/Freepik