Interest

Ancaman Kesehatan Bisa Terjadi Saat Piknik, Begini Cara Mengantisipasinya

Dwiwa

Posted on July 16th 2022

Ancaman kesehatan bisa terjadi di mana pun, bahkan ketika kita sedang piknik untuk bersenang-senang. Bahkan sebelum ada pandemi Covid-19 pun, ancaman kesehatan ini sebenarnya juga sudah ada.

Dalam webinar bertajuk "Berwisata dengan Aman Untuk Semua Usia - Tinjauan Kesehatan" yang diselenggarakan oleh Kagama Health beserta beberapa organisasi lainnya beberapa waktu lalu, dosen Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM, dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.PD-KPTI mengatakan bahwa terdapat berbagai penyakit yang mengintai wisatawan jika mereka tidak waspada dan merencanakan perjalanan dengan baik. Penyakit itu termasuk infeksi maupun non-infeksi.

Penyakit-penyakit infeksi dan gejala yang sering berhubungan dengan berwisata antara lain ialah diare dan masalah gastrointestinal, hepatitis A, malaria, dengue fever/demam berdarah, infeksi parasit, tuberkolosis, typhoid fever/tipes, yellow fever, dan meningitis/radang selaput otak. 

“Oleh karena itu, salah satu kewaspadaan yang perlu kita lakukan adalah mengantisipasi higienis-sanitasi di warung-warung yang kita kunjungi,” tutur Dokter Yanri seperti dilansir dari laman UGM.

Sedangkan untuk penyakit non-infeksi, penyakit tersebut bisa berupa neurologis seperti altitude sickness dan decompression sickness.

Altitude sickness atau yang kadang disebut mountain sickness adalah penyakit yang dapat terjadi saat seseorang melakukan kegiatan pendakian.

Altitude sickness merupakan kumpulan gejala yang muncul ketika mendaki atau berjalan ke daerah yang lebih tinggi. Penyebabnya bisa karena kita mendaki terlalu cepat sehingga tubuh belum punya cukup waktu untuk beradaptasi dengan tekanan udara dan kadar oksigen rendah di tempat dengan ketinggian yang lebih tinggi.

Sementara itu, decompression sickness atau caisson disease biasa terjadi oleh para penyelam scuba. Penyakit ini muncul ketika tubuh mengalami perubahan tekanan air yang terlalu cepat. Hal ini mengakibatkan nitrogen dalam darah membentuk gelembung yang dapat menyumbat pemburuh darah dan jaringan organ. Gejalanya bervariasi tergatung dari lokasi terjadi penyumbatan, misalnya nyeri sendi, pusing, tubuh lemas, sesak nafas, dan lain sebagainya. 

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa piknik dengan lebih aman?

Menurut dokter Yanri, cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan risk assessment atau penilaian risiko sebelum melakukan perjalanan. Setidaknya, ada empat bentuk risiko yang perlu kita nilai, antara lain risiko destinasi, risiko moda transportasi, risiko riwayat penyakit, dan risiko intervensi. 

Pertama, kita perlu tahu risiko-risiko penyakit di daerah tujuan wisata. Misalnya apakah apakah daerah tersebut merupakan endemik malaria, atau sedang musim apa dan bagaimana cuaca disana, hingga bahaya-bahaya apa saja yang mungkin ditemukan disana.

Kedua, kita juga harus jeli terhadap moda transportasi yang kita gunakan. Moda transportasi dapat mengakibatkan beberapa kondisi medis dengan berbagai keparahan, seperti mabuk darat/laut, fobia, nyeri telinga (sinusitis), dan lain sebagainya. Ada pula risiko kecelakaan, luka, dan juga macet yang harus benar-benar kita pertimbangkan.

Kita juga harus peka loh dengan kondisi tubuh sendiri. Misalnya apakah kita mempunyai riwayat penyakit tertentu, apakah kita sedang dalam kondisi hamil, dan lain sebagainya. Hal itu harus benar-benar dipahami sehingga pada saat melakukan perjalanan kita dapat mencegah risiko penyakit kambuh, dan lain-lain.

Terakhir, sebagaimana untuk mencegah risiko penyakit di daerah destinasi, kita bisa melakukan berbagai bentuk vaksinasi, atau meminum obat tertentu, seperti vaksinasi yellow fever, dan lain sebagainya. Namun, di titik ini, kita juga harus mewaspadai bahwa ada beberapa kondisi tubuh yang tidak toleran kepada vaksinasi dan obat-obatan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan dan pemahaman bersama antara dokter dan orang yang hendak melakukan perjalanan.(*)

Foto: Pixabay

Artikel Terkait
Interest
8 Aktivitas Seru di Chinatown, Kawasan Sejarah Singapura yang Ramah Muslim

Interest
Gaya Wisata Ini Bakal Diminati di 2022, Kalian Juga Tertarik?

Interest
10 Destinasi Wisata Paling Bahagia di Dunia 2022, Ada Bali di Pucaknya!