Entertainment

Folklore, Kembalinya Joko Anwar ke Kancah Internasional

Gabriel Wakkary

Posted on October 12th 2018

Setelah kesuksesannya dalam menyutradarai Halfworlds, Joko Anwar kembali membesut anthology series horror HBO yang bertajuk Folklore.

And to tell you the truth, he returned in style.

Folklore adalah miniseries yang berlatar di enam negara Asia dengan subjek cerita yang diambil dari mitologi atau kepercayaan supernatural unik daerah tersebut. Legenda ghaib dari Indonesia, Thailand, Korea, Malaysia, Singapura dan Jepang akan diangkat menjadi sebuah cerita stand alone dengan bahasa pengantar yang digunakan dalam film disesuaikan dengan latar cerita.

Marissa Anita (ibu)  dan Muzakki Ramdan (anak) menjadi pemeran utama di episode yang berlatar di Jakarta sekaligus season premiere dari Folklore dan mereka keren banget! Showcase akting yang ditampilkan oleh aktor cilik dan presenter berita ini dalam mengatasi niat jahat kolong wewe yang menjadi makhluk gaib utama di episode ini menjadi kunci dari keberhasilan screenwriter dan sutradara dalam menyampaikan hubungan yang cukup kompleks dan tidak selalu mulus dari ibu dan anak yang benar-benar saling menyayangi satu sama lain.

Direction dari Joko Anwar juga impeccable dan dibantu dengan sinematografi dan scoring yang menurut gua jauh diatas rata-rata. Episode yang berjudul A Mother’s Love ini bukan cuma wajib ditonton karena bersetting dan digarap oleh putra-putri tanah air, tapi emang kualitasnya udah berskala internasional thanks to HBO yang memproduseri series ini.

Episode ini juga discreenwrite dengan sangat baik dan udah cukup menyita perhatian dari menit pertama. Plot yang dihadirkan juga kayak mixture dari Fight Club (iya, beneran kayak Fight Club, coba nonton dulu) dan Insidious. Kemiripan sama Insidious juga bisa diliat dari detail shot, scoring dan teknik arc shot yang digunakan oleh para filmmaker yang terlibat.

Sayangnya storytellingnya terkesan buru-buru yang mungkin bisa ngebuat penonton mengernyitkan alis, terutama di beberapa menit menjelang ending. Agak bete-in emang mengingat dialog yang  spot-on dan acting yang brilian dari dua tokoh utama udah bisa jadi resep utama proses penceritaan berjalan mulus ga di barengin sama eksekusi produksi yang sempurna. Mungkin emang perlu durasi yang lebih dari 48 menit kali ya buat ngebikin layer cerita dari A Mother’s Love terkupas secara natural. Selain itu, kolong wewe  yang menjadi “bintang utama” episode ini juga ga dapet screentime yang signifikan. But hey, for a starter of a possible long-running franchise, it’s not even half bad.

Menurut gue season premiere Folklore udah melampaui ekspektasi penikmat horor seantero Asia khususnya Indonesia. I would even double-down and say confidently that A Mother’s Love is as good if not better than the Pengabdi Setan remake.

Artikel Terkait
Entertainment
Perempuan Tanah Jahanam, Film Horor Terbaru Dari Joko Anwar

Interest
Alasan Kita Suka Nonton Horor: Menghadapi Ketakutan dari Tempat Aman

Entertainment
Sinopsis 'Mangkujiwo', Lahirnya Kuntilanak akibat Keserakahan Manusia