![]() |
Posted on July 6th 2022 |
Kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 masih belum usai dan bahkan menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah negara. Tetapi kini muncul kembali “anak cucu” varian Omicron yang mungkin perlu diwaspadai, yakni BA.2.75.
Dilansir dari The Jerusalem Post, varian baru ini pertama kali ditemukan dalam squence yang diambil di India awal Juni. Sejak saat itu, sejumlah negara seperti Australia, Kanada, Inggris, Jepang, Jerman, hingga Selandia Baru telah melaporkan temuan kasus yang diakibatkan oleh subvarian Omicron BA.2.75. Hanya dalam hitungan minggu, varian telah dideteksi dalam 80 squence di berbagai belahan dunia.
Masih belum jelas apakah kemampuan BA.2.75 akan menyaingi BA.5 yang saat ini dominan di banyak negara. Tetapi, jumlah mutasi dan penyebarannya tampak cepat di wilayah geografis yang luas sehingga membuat para ilmuwan waspada.
Dr Syah Fleishon, dari Central Virology Laboratory di Sheba Medical Center di Tel Hashomer, menyebut subvarian baru itu “mengkhawatirkan”. Tetapi dia menekankan, jika meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan jika BA.2.75 bakal menjadi varian dominan berikutnya, itu bisa menyiratkan tren yang akan datang.
Dalam utas Twitternya, Fleishon menjelaskan jika dalam beberapa bulan terakhir dirinya telah melihat tren varian berdasarkan garis keturunan Omicron dengan mutasi di bagian S1 dari spike protein. Mutasi ini khususnya di bagian spike protein yang digunakan virus untuk terhubung dan masuk ke dalam sel, pada tingkat yang tidak terlihat pada varian generasi kedua dari varian lain yang menjadi perhatian.
Tetapi hingga saat ini, varian generasi kedua ini baru ditemukan pada beberapa kasus di satu wiayah. Ini adalah pertama kalinya varian generasi kedua dari Omicron menyebar ke berbagai wilayah.
Mutasi penting pada BA.2.75
Bloom Lab di lembaga penelitian Fred Hutch dalam Twitternya menuliskan bahwa varian ini layak untuk dilacak karena perubahan antigenik yang cukup besa dibanding induknya BA.2. Laboratorium tersebut menunjuk dua mutasi sebagai kunci: G446S dan R493Q.
G446S adalah mutasi yang dapat membantu virus lolos dari antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin saat ini yang masih efektif melawan BA.2. Sisi baiknya, tampaknya mereka yang telah terinfeksi BA.1 tidak akan berisiko terinfeksi kembali oleh BA.2.75.
Sementara itu, mutasi R493Q tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada ACE2, protein yang digunakan virus Corona untuk memasuki sel. N460K, mutasi lain pada varian BA.2.75, juga meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada ACE2, menurut Bloom Lab.
Meski begitu, semua ilmuwan yang mengomentari varian baru setuju bahwa lebih banyak informasi diperlukan sebelum kita tahu seberapa signifikan BA.2.75. Harapannya, dalam beberapa minggu ke depan bisa menunjukkan apakah itu dapat menyaingi BA.5 atau tidak.
Menurut laman berita Inggris i News, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengetahui varian baru. Tetapi sebuah sumber mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa itu hanya salah satu dari sejumlah strain baru yang dipantau dan itu belum menjadi perhatian.(*)
Ilustrasi: Pixabay