Current Issues

Studi: Monkeypox Bermutasi Lebih Cepat Dari yang Diperkirakan

Dwiwa

Posted on June 27th 2022

Virus cacar monyet tampaknya telah bermutasi jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Dilansir Gulf News, hal ini diungkap oleh para peneliti yang menyelidiki susunan genetik dari virus tersebut.

Newsweek melaporkan, menurut para peneliti dari National Institute of Health di Portugal, sekitar 50 variasi genetik terlihat pada virus cacar monyet yang mereka pelajari dibandingkan dengan yang berasal dari 2018 dan 2019.

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine, mereka menuliskan jika ini jauh lebih dari yang diperkirakan. Hal ini mengingat perkiraan sebelumnya dari tingkat mutasi orthopoxvirus (golongan dari monkeypox) antara enam dan 12 kali lebih banyak. Variasi genetik yang signifikan ini mungkin menunjukkan adanya percepatan evolusi.

“Data kami mengungkapkan petunjuk tambahan tentang evolusi virus yang sedang berlangsung dan potensi adaptasi manusia,” tulis tim tersebut. Mereka menambahkan bahwa tim telah mengidentifikasi protein yang diketahui berinteraksi dengan sistem kekebalan manusia.

Joao Paulo Gomes, kepala Unit Genomics & Bioinformatics di National Institute of Health di Portugal yang juga salah satu penulis studi mengatakan, tidak diketahui apakah mutasi telah berkontribusi pada peningkatan penularan antar manusia.

"Kami tidak tahu itu. Kami hanya tahu bahwa 50 mutasi tambahan ini sangat tidak terduga," kata Gomes.

Sebagai bagian dari penelitian, tim peneliti mengumpulkan total 15 sekuens virus monkeypox -  sebagian besar dari Portugal - dan merekonstruksi data genetik mereka.

Gomes mengatakan bahwa wabah cacar monyet terbaru tampaknya merupakan keturunan dari wabah yang terjadi di Nigeria tahun 2017. Sehingga orang akan memperkirakan tidak lebih dari lima hingga 10 mutasi tambahan dibanding 50 mutasi yang kini diamati.

Pam Vallely, profesor virologi medis di University of Manchester mengatakan sebagian besar mutasi adalah jenis tertentu yang dapat diperkenalkan oleh mekanisme pertahanan manusia yang disebut APOBEC3. Mekanisme ini bekerja dengan memasukkan mutasi ke virus untuk menghentikannya agar tidak berfungsi dengan baik.

“Namun, dalam kasus ini mutasi tampaknya tidak membuat virus berhenti dan mungkin membantunya beradaptasi untuk penularan dari manusia ke manusia,” Vallely, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Newsweek.

DIa menambahkan jika ini hanya teori yang cocok dengan bukti yang ada saat ini. Tetapi lebih banyak pekerjaan harus dilakukan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya tidak berpikir kita dapat mengatakan bahwa mutasi telah membuatnya jadi lebih menular, tetapi mungkin itu membuatnya lebih bisa beradaptasi dengan manusia," tambahnya.

Para peneliti mengatakan pekerjaan mereka menunjukkan bahwa urutan genom virus cacar monyet mungkin cukup tepat untuk melacak penyebaran wabah saat ini dan melihat bagaimana penularan mungkin berubah. (*) 

 

Ilustrasi: Pixabay

Artikel Terkait
Current Issues
WHO: Kasus Cacar Monyet Melonjak Hingga Lebih dari 3.200 Secara Global

Current Issues
WHO: Tidak Ada Kebutuhan Mendesak untuk Vaksinasi Cacar Monyet Massal

Current Issues
Tak Hanya Orang Dewasa, di AS Ada Dua Anak Terkonfirmasi Monkeypox