![]() |
Posted on October 10th 2018 |
Awalnya tidak ada yang berbeda dari pertandingan malam itu. Selepas laga, seperti biasa para pemain mendatangi tribun penonton untuk memberi apresiasi kepada suporter sekaligus menyanyikan mars sekolah. Selepas mars kedua sekolah selesai dinyanyikan, suporter Mache yang berdiri di tribun seberang, memulai nyanyian lagu ucapan terima kasih pada suporter Tirtinirmolo. Pesan positif yang ingin disampaikan Mache disambut baik oleh suporter Tirtonirmolo. Sekolah yang berada di daerah Kalasan inipun kemudian membalas nyanyian mereka dengan pesan damai serupa.
Apa yang dilakukan oleh dua sekolah ini menyiratkan pesan positif terhadap ajang DBL. Meski harus bersaing untuk membuktikan yang terbaik diajang olah raga tahunan ini namun tidak membuat mereka harus bermusuhan dan bertindak negatif. Sebaliknya, DBL mampu menumbuhkan sikap sportif dan apresiatif.
Kejadian ini mungkin hanya terjadi sesekali saja, dimana kedua kubu tim yang bertanding menunjukan sportivitas dan rasa hormat, bahkan persaudaraan secara nyata dan tulus. Namun, contoh ini dapat kita semua manfaatkan guna mencapai sesuatu yang lebih besar. Bukan soal Mache, Tirtonirmolo, maupun sekolah manapun.
Gestur baik ini dapat menjadi pelopor kita semua, sebagai pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memulia menanggalkan praduga negatif yang hadir di masyarakat terkait kekerasan pelajar. Namche dan Tirtonirmolo telah menunjukan bahwa pelajar provinsi istimewa ini memiliki rasa sportif dan hormat terhadap sesama yang mendasar.
Mari Pelajar Daerah Istimewa, bersama tumbuhkan dan pelihara atmosfer damai di kalangan pemuda!
Awalnya tidak ada yang berbeda dari pertandingan malam itu. Selepas laga, seperti biasa para pemain mendatangi tribun penonton untuk memberi apresiasi kepada suporter sekaligus menyanyikan mars sekolah. Selepas mars kedua sekolah selesai dinyanyikan, suporter Mache yang berdiri di tribun seberang, memulai nyanyian lagu ucapan terima kasih pada suporter Tirtinirmolo. Pesan positif yang ingin disampaikan Mache disambut baik oleh suporter Tirtonirmolo. Sekolah yang berada di daerah Kalasan inipun kemudian membalas nyanyian mereka dengan pesan damai serupa.
Apa yang dilakukan oleh dua sekolah ini menyiratkan pesan positif terhadap ajang DBL. Meski harus bersaing untuk membuktikan yang terbaik diajang olah raga tahunan ini namun tidak membuat mereka harus bermusuhan dan bertindak negatif. Sebaliknya, DBL mampu menumbuhkan sikap sportif dan apresiatif.
Kejadian ini mungkin hanya terjadi sesekali saja, dimana kedua kubu tim yang bertanding menunjukan sportivitas dan rasa hormat, bahkan persaudaraan secara nyata dan tulus. Namun, contoh ini dapat kita semua manfaatkan guna mencapai sesuatu yang lebih besar. Bukan soal Mache, Tirtonirmolo, maupun sekolah manapun.
Gestur baik ini dapat menjadi pelopor kita semua, sebagai pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memulia menanggalkan praduga negatif yang hadir di masyarakat terkait kekerasan pelajar. Namche dan Tirtonirmolo telah menunjukan bahwa pelajar provinsi istimewa ini memiliki rasa sportif dan hormat terhadap sesama yang mendasar.
Mari Pelajar Daerah Istimewa, bersama tumbuhkan dan pelihara atmosfer damai di kalangan pemuda!