![]() |
Posted on June 9th 2022 |
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) jadi kunci masyarakat aman dalam beraktivitas. PHBS akan jadi pelengkap rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait perilaku masyarakat ketika pandemi Covid-19 dan rekomendasi UNICEF dan UNESCO terkait perilaku masyarakat paska pandemi Covid-19.
Dilansir dari covid19.go.id Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa perilaku manusia berperan penting menentukan besar penularan penyakit di dunia. Perilaku manusia terkait erat dengan mobilitas hingga aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
"Covid-19 telah membawa kita kepada darurat kebencanaan. Namun hikmahnya dapat melatih kita menyesuaikan diri untuk merubah perilaku dalam waktu singkat," kata Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 secara virtual, yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden, Rabu (8 Juni 2022).
Itu lah mengapa pemerintah Indonesia dan negara lain berusaha melakukan gas-rem untuk mengendalikan situasi agar kondisi kesehatan semakin membaik beriringan dengan menggerakkan roda ekonomi. Apalagi, ancaman pandemi selanjutnya tidak terelakkan.
Ancaman ini berasal dari penyakit yang ada kembali melonjak, atau munculnya penyakit baru yang tumbuh dengan cepat. Karena itu, cara terbaik saat ini adalah dengan mempertahankan tatanan perilaku teratur dengan penyesuaian.
Temuan hasil studi Hanratty et al (2021) terkait pandemi influenza di tahun 2009 lalu bisa menjadi pembelajaran. Ia mengatakan, kunci mencegah potensi pandemi selanjutnya ialah perilaku hidup bersih dengan menjaga jarak maupun menjauhi kerumunan.
WHO sendiri, per Mei 2022 lalu, dengan prinsip, “Patuhi Bersama, Terlindungi Bersama", telah memperbaharui rekomendasi perilaku masyarakat dalam beraktivitas. Setelah disesuaikan kondisi kasus Covid-19 secara global, terdapat 5 rekomendasi yang dikeluarkan.
Pertama, Inisiatif mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal dengan mengikuti kaidah yang berlaku. Kedua, usahakan menjaga jarak jika mampu, bahkan dengan orang tampak sehat, sekaligus menjauhi kerumunan.
"Untuk menjamin proteksi terbaik dari penularan selama pandemi Covid-19 belum dinyatakan usai," imbuh Wiku.
Ketiga, pakai masker dengan sempurna menutupi mulut dan hidung ketika sulit menjaga jarak, berada di ruangan tertutup atau bersirkulasi udara minim. Keempat, rajin membersihkan tangan dengan tisu basah beralkohol, sabun, atau air.
Kelima, terapkan etika menutupi mulut dan hidung saat batuk dan bersin. Bisa menggunakan siku, atau tisu. Jika dengan tisu, maka buanglah segera dan mencuci tangan setelahnya. Terakhir, jika bergejala mirip Covid-19, segera periksakan diri dan inisiatif isolasi mandiri sampai sembuh.
"Rekomendasi perilaku bersih yang berkelanjutan ini diharapkan berdampingan dengan sikap kepercayaan diri masyarakat dalam menerapkannya. Serta didukung dengan edukasi kesehatan yang baik," tambah Wiku.
Kemudian untuk menyambut kehidupan paska pandemi Covid-19, UNESCO sebagai lembaga pendidikan dan kebudayaan dunia telah menyusun 9 aksi publik. Salah satunya memastikan literasi saintifik tidak terlepas dari kurikulum pendidikan formal.
Selain dari segi perilaku, UNICEF sebagai lembaga dunia yang peduli kesejahteraan ibu dan anak, juga merekomendasikan penguatan infrastruktur kesehatan perlu diteruskan dan ditingkatkan.
Dari rekomendasi-rekomendasi ini, sudah sepatutnya dibarengi penelitian maupun program pemantauan implementasinya di lapangan. Agar dipastikan berjalan baik dan berkelanjutan, tidak terkesan baru, sehingga mengakar dan membudaya.
Terakhir, untuk melengkapinya, terapkan perilaku sehat menyambut kehidupan paska pandemi Covid-19. Di antaranya cukup tidur, tetap terhidrasi, makan makanan yang sehat dan bernutrisi, serta tetap aktif dengan berolahraga.
"Jadi kunci masyarakat tetap aman beraktivitas ialah menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat," pungkas Wiku.(*)
Ilustrasi: Pixabay