Current Issues

Mengenal Cacar Monyet dan Penularannya

Dwiwa

Posted on May 23rd 2022

Cacar monyet alias monkeypox tengah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, sepupu dari penyakit cacar ini mulai bermunculan di sejumlah wilayah non endemik, mulai dari benua Eropa, Amerika, bahkan hingga Australia. Tetapi, apa sebenarnya cacar monyet itu dan bagaimana cara penularannya?

Rodney E. Rohde, Regents Professor of Clinical Laboratory Science, Texas State University di The Conversation menuliskan jika penyakit ini bukan sesuatu yang baru. Kasus pertama pada manusia dikonfirmasi pada 1970, ketika virus diisolasi dari anak yang diduga terkena cacar di Republik Demokratik Kongo (DRC).

Meskipun jarang dan umumnya ringan, cacar monyet masih berpotensi menyebabkan penyakit parah. Pejabat kesehatan khawatir bahwa lebih banyak kasus akan muncul seiring meningkatnya perjalanan.

Menurut Rohde, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang merupakan bagian dari subset keluarga virus Poxviridae yang disebut Orthopoxvirus. Reservoir hewan untuk virus monkeypox tidak diketahui, namun hewan pengerat Afrika diduga berperan dalam penularan.

Nama “cacar monyet” berasal dari kasus pertama yang didokumentasikan pada hewan di tahun 1958, ketika dua wabah terjadi pada monyet yang dipelihara untuk penelitian. Namun, virus tidak berpindah dari monyet ke manusia, dan monyet juga bukan pembawa utama penyakit ini.

Lalu bagaimana penularannya?

Rohde menyebutkan jika virus dapat ditularkan melalui kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi. Biasanya, virus masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, terhirup atau selaput lendir di mata, hidung atau mulut.

Para peneliti percaya bahwa penularan dari manusia ke manusia sebagian besar melalui menghirup droplet pernapasan yang besar daripada kontak langsung dengan cairan tubuh atau kontak tidak langsung melalui pakaian. Tingkat penularan dari manusia ke manusia untuk cacar monyet juga terbatas.

Tetapi, pejabat kesehatan khawatir virus saat ini mungkin menyebar tanpa terdeteksi melalui transmisi komunitas, mungkin melalui mekanisme atau rute baru. Di mana dan bagaimana infeksi terjadi masih dalam penyelidikan.

Para peneliti bahkan menduga jika kini penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait benar tidaknya dugaan ini.

Bagaimana tanda dan gejalanya?

Setelah virus masuk ke dalam tubuh, virus mulai bereplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Gejala biasanya tidak muncul sampai satu hingga dua minggu setelah infeksi. Dan seseorang berisiko menularkan monkeypox sejak timbulnya ruam atau lesi.

Rohde menjelaskan jika cacar monyet menghasilkan lesi kulit seperti cacar, tetapi gejalanya biasanya lebih ringan daripada cacar. Gejala mirip flu biasa terjadi pada awalnya, mulai dari demam dan sakit kepala hingga sesak napas.

Satu sampai 10 hari kemudian, ruam bisa muncul di anggota gerak, kepala atau dada yang akhirnya berubah menjadi lepuh berisi nanah. Secara keseluruhan, gejala biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu, sedangkan lesi kulit biasanya berkeropeng dalam 14 hingga 21 hari.

Walaupun cacar monyet jarang terjadi dan biasanya tidak fatal, satu versi penyakit ini membunuh sekitar 10 persen orang yang terinfeksi. Bentuk virus yang beredar saat ini diperkirakan lebih ringan, dengan tingkat kematian kurang dari 1 persen.

Apakah ada vaksinnya?

Perawatan untuk cacar monyet terutama difokuskan untuk menghilangkan gejala. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tidak ada perawatan yang tersedia untuk menyembuhkan infeksi cacar monyet.

Karena cacar berhubungan erat dengan cacar monyet, vaksin cacar dapat melindungi dari kedua penyakit tersebut.

Bukti menunjukkan bahwa vaksin cacar dapat membantu mencegah infeksi cacar monyet dan mengurangi keparahan gejala. Satu vaksin yang dikenal sebagai Imvamune atau Imvanex dilisensikan di AS untuk mencegah cacar monyet dan cacar.

Vaksinasi setelah terpapar virus juga dapat membantu mengurangi kemungkinan penyakit parah. CDC saat ini merekomendasikan vaksinasi cacar hanya pada orang yang pernah atau kemungkinan akan terkena cacar monyet. Orang yang immunocompromised berada pada risiko tinggi.(*)

Ilustrasi: Pixabay

Artikel Terkait
Current Issues
Lebih dari 1.000 Kasus Cacar Monyet Dilaporkan ke WHO

Current Issues
Kasus Monkeypox Sudah Terdeteksi di Indonesia, Bagaimana Penyakit Ini Menular?

Current Issues
Kasus Monkeypox Capai Lebih dari 6.000, WHO Kembali Adakan Pertemuan Darurat