Tech

Warga Ukraina Punya App Khusus, Bisa Lapor ke Pemerintah Jika Ada Tentara Rusia

Jingga Irawan

Posted on April 20th 2022

Ukraina telah meluncurkan fitur baru dalam aplikasi pemerintah yang mengizinkan warga untuk memberi informasi pada tentara negara mereka jika ada tentara Rusia. Menurut pemerintah Ukraina, fitur itu telah digunakan oleh 260 ribu orang setelah diluncurkan.

Pemerintah Ukraina pada Februari 2020 merilis aplikasi baru untuk memenuhi janji utama kampanye Presiden Zelenskyy. Aplikasi itu bertujuan mendigitalisasi bagian-bagian penting dari pemerintah.

Di masa damai, aplikasi Diia dimaksudkan untuk menjadi pusat interaksi warga dengan pemerintah. Misalnya, berguna bagi warga yang ingin mengakses kartu identitas mereka, membayar pajak, dan menerima layanan publik.

Sekarang, selama masa perang, Kementerian Transformasi Digital negara itu telah meluncurkan fitur baru yang disebut E-Enemy dalam Diia. Fitur itu memungkinkan setiap warga negara Ukraina untuk memberi tahu tentara negara mereka ketika mereka melihat pasukan atau infanteri Rusia.

Cara kerja fiturnya cukup sederhana, saat pengguna masuk ke aplikasi Diia, mereka akan diarahkan ke chatbot Telegram. Chatbot itu akan meminta pengguna menginformasikan tentang bagaimana tampilan tentara Rusia, apakah menggunakan kendaraan atau berjalan kaki, perkiraan jumlah tentara dan waktu tentara terlihat.

"Siapa pun dapat membantu tentara kami menemukan pasukan Rusia," pembaruan pada 10 Maret oleh kementerian. "Gunakan bot obrolan kami untuk memberi tahu Angkatan Bersenjata," katanya.

Saat rekaman invasi membanjiri media sosial dan Telegram, pasukan keamanan Ukraina sangat bergantung pada informasi yang dikumpulkan melalui platform itu untuk menemukan pasukan Rusia.

Kementerian dalam negeri bahkan membuat versi awal chatbot untuk mendapatkan informasi tentang pergerakan pasukan Rusia melalui aplikasi tersebut. Misalnya, pemerintah mengumumkan informasi yang dikumpulkan melalui Telegram untuk membantu pasukan Ukraina menemukan dan menghancurkan konvoi musuh di dekat Kyiv.

Sayangnya, menurut Slava Banik, direktur pengembangan layanan elektronik di Kementerian Transformasi Digital, verifikasi informasi bisa memakan waktu lama melalui versi sebelumnya dan seringkali bot Rusia membanjiri disinformasi ke platform.

Namun, Kementerian Transformasi Digital kemudian memperbaiki masalah itu dengan mengharuskan pengguna untuk login dan mengotentikasi diri melalui sistem e-paspor. "Kami tahu pasti itu adalah orang sungguhan yang mengirim info dan bukan bot Rusia," kata Banik kepada Insider.

Sofiya Danylova, editor di publikasi lokal Kyiv, menggunakan versi aplikasi sebelumnya sebelum ditautkan ke platform Diia saat pasukan Rusia masuk melalui Chernihiv, sebuah kota yang dekat dengan perbatasan Ukraina dengan Belarus.

Danylova, yang teman keluarganya tinggal di desa yang dekat dengan tempat pasukan maju, memohon kepadanya untuk menemukan cara memberi tahu pasukan Ukraina tentang situasi tersebut. Pasalnya, mereka tak terbiasa dengan Telegram atau chatbots. Danylova kemudian menemukan chatbot dan mengunggah video pasukan Rusia yang diambil teman-temannya.

"Teman-teman kami mengenali tanda V pada kendaraan Rusia yang bergerak di sepanjang desa mereka," kata Danylova. Untuk amannya, dia juga mengirimkan informasi tersebut ke seorang teman yang bertugas di tentara Ukraina.

Slava Churpita, pemilik bar di ibu kota negara, juga mengalami hal serupa. Dia diminta untuk menggunakan bot oleh tetangganya, yang baru saja melihat kemungkinan drone Rusia terbang di atas wilayahnya.

Pejabat Ukraina berharap aplikasi itu akan menjadi sumber daya untuk mendokumentasikan kejahatan perang yang terjadi di negara itu, setelah tentara Rusia dilaporkan membantai 400 warga sipil di Bucha.

Kepala Kementerian Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, mendorong saksi atau sumber yang mengetahui informasi tentang pelaku pembantaian atau kemungkinan kejahatan perang lainnya untuk menggunakan aplikasi untuk melaporkannya.

"Kami yakin (aplikasi) melakukan tugasnya," kata Banik.

Untuk saat ini, Fedorov melihat aplikasi Diia sebagai alat penting untuk memungkinkan warga Ukraina sehari-hari berpartisipasi dalam upaya perang.

 "Kami akan menemukan satu per satu dari mereka," katanya di channel Telegram. "Teknologi akan membantu."(*)

Foto: Pixabay

Artikel Terkait
Current Issues
Awas! Banyak Video Menyesatkan Terkait Konflik Ukraina Beredar di Media Sosial

Current Issues
Rusia dan Ukraina Perang? Ada Masalah Apa Sih?

Tech
Telegram Bisa Sign Up Tanpa Nomor HP, Khusus Pengguna Baru