![]() |
Posted on April 15th 2022 |
Aktivitas fisik diketahui bisa membantu mengatasi depresi. Bahkan menurut data terbaru, aktivitas fisik dalam dosis kecil, seperti jalan cepat, secara substansial dapat menurunkan risiko depresi.
"Sebagian besar manfaat terwujud ketika beralih dari tidak ada aktivitas ke setidaknya beberapa," tulis penulis studi seperti dilansir CNN.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tingkat olahraga yang direkomendasikan untuk warga di Amerika Serikat termasuk aktivitas aerobik pada tingkat sedang (seperti jalan cepat) selama 2,5 jam seminggu, dibarengi dengan latihan semua kelompok otot utama dua kali seminggu.
Sebagai alternatif, seseorang dapat memilih latihan aerobik yang kuat, seperti berlari, selama 1,25 jam setiap minggu, dibarengi dengan jumlah latihan kekuatan yang sama.
Menurut CDC, olahraga sedang hingga berat baik untuk kita. Ini memperbaiki tidur; menurunkan tekanan darah; melindungi terhadap penyakit jantung, diabetes dan kanker; mengurangi stres; meningkatkan suasana hati; dan melawan kecemasan dan depresi.
Tetapi di dunia yang sibuk saat ini, banyak orang merasa sulit untuk melakukan jogging atau mengunjungi gym. Para ahli mengatakan ditambah dengan depresi, maka motivasi untuk berolahraga semakin turun.
Meta-analisis, yang diterbitkan Rabu di jurnal JAMA Psychiatry, mengamati 15 studi yang melibatkan lebih dari 190.000 orang untuk menentukan berapa banyak olahraga yang dibutuhkan untuk mengurangi depresi.
Studi tersebut menemukan orang dewasa yang melakukan aktivitas setara dengan 1,25 jam jalan cepat per minggu memiliki risiko depresi 18 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga.
"Bergerak dengan volume aktivitas yang setara dengan 2,5 jam jalan cepat per minggu dikaitkan dengan risiko depresi 25 persen lebih rendah," kata penulis penelitian.
Studi menunjukkan manfaatnya paling terasa ketika individu beralih dari orang yang tidak aktif kemudian menambahkan gerakan pada hari itu. Namun, berolahraga di atas tingkat yang disarankan tidak memberikan manfaat tambahan.
"Temuan kami memiliki implikasi baru yang penting bagi praktisi kesehatan yang membuat rekomendasi gaya hidup, terutama untuk individu yang tidak aktif yang mungkin menganggap target yang direkomendasikan saat ini (olahraga) tidak realistis," tulis para penulis.
Sementara itu, sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2018 menemukan hasil yang serupa. Orang yang berolahraga memiliki sekitar 43 persen lebih sedikit hari kesehatan mental yang buruk.
"Bahkan hanya berjalan tiga kali seminggu tampaknya memberikan kesehatan mental yang lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali," penulis studi Adam Chekroud, asisten profesor psikiatri di Universitas Yale, mengatakan kepada CNN pada saat itu.
Studi tahun 2018 menemukan berolahraga dalam sesi 45 menit tiga hingga lima kali seminggu adalah yang paling bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan mental. Namun bahkan melakukan pekerjaan rumah tangga mengurangi hari-hari kesehatan mental yang buruk sekitar 10 persen.
Sedangkan sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 menemukan bahwa bahkan olahraga ringan membantu melindungi anak-anak dari depresi. Studi tahun 2020 mengungkapkan jika 60 menit gerakan sederhana setiap hari pada usia 12 tahun dikaitkan dengan penurunan rata-rata 10 persen dalam depresi pada usia 18 tahun.
Jenis gerakan termasuk berlari, bersepeda dan berjalan, serta kegiatan seperti melakukan pekerjaan rumah, melukis atau memainkan alat musik. (*)
Foto: Pexels/Tobi